Rotating X-Steel Pointer

Sabtu, 17 Juli 2010

Manajemen Modal Kerja

A. Istilah Modal Kerja
Bebarapa definisi dan konsep dasar :
1. Modal Verja (Working capital), yang Madang disebut modal kerja bruto (gross working capital) adalah aktiva lancer yang digunakan dalam operasi
2. Modal kerja bersih (net working capital) adalah aktiva lancer dikurangi kewajiban lancer.
3. Operasi Bersih Modal Kerja (Net operating working capita, NOWC) adalah aktiva lancer operasi dikurangi utang lancer operasi. Biasanya, NOWC terdiri dari jumlah kas, piutang dagang, dan persediaan, dikurangi dengan utang dagang dan akrual
Kebijakan modal kerja (working capital policy) mengacu pada kebijakan dasar perusahaan mengenai :
1. Jumlah yang ditargetkan untuk setiap kategori aktiva lancar.
2. Bagaimana aktiva lancer akan dibiayai.
B. Kebijakan Investasi Alternatif dalam Aktiva Lancar
1. Kebijakan investasi kativa lancer yang longgar (relaxed current asset investment asset policy), adalah suatu kebijakan dimana kas, sekuritas, dan persediaan dimiliki dalam jumlah yang relative besar serta penjualan digalakkan dengan kebijakan penjualan kredit yang linggar sehingga mengakibatkan tingkat piutang usaha yang tinggi.
2. Kebijakan Investasi aktiva lancer yang ketat (restricted current asset investment policy) adalah suatu kebijakan yang berupaya meminimumkan jumlah kas, sekuritas, persediaan, dan piutang usaha perusahaan.
Kebijakan investasi aktiva lancer yang moderat (moderate current asset investment policy) adalah suatu kebijakan diantara kebijakan yang longgar dan yang ketat.
C. Manajemen Kas
Sasaran manajer kas adalah meminimumkan jumlah kas yang harus ditahan perusahaan untuk digunakan dalam melaksanakan aktivitas bisnis yang normal, namun pada saat yang bersamaan, memiliki cukup banyak kas untuk :
1. mengambil piotongan dagang (trade discount)
2. mempertahankan peringkat kredit (credit rating) dan
3. memenuhi kebutuhan kas yang tak terduga.
Ada dua alas an utama perusahaan untuk menahan kas yaitu :
1. Transaksi. Saldo kas yang terkait dengan pembayaran dan penagihan rutin dikenal sebagai saldo transaksi (transactions balance)
2. Kompensasi atas pinjaman dan pelayanan bank, Bank mendapat uang dengan meminjamkan dana dari deposito yang diterimanya, sehingga makin besar deposito, makin baik posisi bank untuk memperoleh laba.
D. Anggaran Kas
Perusahaan mengestimasi kebutuhan kasnya sebagai bagian dari proses penyusunan anggaran umum, atau proses peramalan. Pertama, preusan meramalkan penjualan, lalau aktiva tetap, dan persediaan yang diperlukan, kemudian menentukan saat pembayaran yang harus dilakukan.
Anggaran kas menyajikan proyeksi arus kas masuk dan arus kas keluar dari kas preusan selama periode tertentu. Pada umumnya, preusan menggunakan statu anggaran kas bulanan yang diramalkan untuk satu tahun ke depan, ditambah anggaran kas harian atau mingguan yang lebih rinci untuk bulan mendatang.
Saldo kas yang ditargetkan, hádala saldo kas yang ingin dipertahankan oleh preusan untuk menjalankan usaha.
E. Teknik-Teknik manajemen Kas.
Manajemen kas yang efektif menekankan pengelolaan yang tepat atas arus kas masuk dan arus kas keluar. Teknik-teknik yang umum digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugas memanajemen kas :
1. Mensinkronkan arus kas
Situasi dimana arus kas masuk diselaraskan dengan arus kas keluar, sehngga memungkinkan statu preusan mempertahankan saldo kas untuk keperluan transaksi yang rendah.
2. Mempercepat proses klirin cek
Yaitu proses pengkonversian statu cek yang telah ditulis dan dikirimkan menjadi uang kas dalam rekening yang dibayar.
3. Memanfaatkan masa mengambang (Flota)
Didefinisikan sebagai perbedaan antara saldo yang dioperlihatkan dalam buku cek sebuah preusan (atau perseorangan) dan saldo pada catatan bank. Pengeluaran mengambang (disbursement float), adalah nilai cek yang telah ditulis tetapi masih diproses sehingga belum dikurangkan dari saldo rekening kita oleh bank. Penagihan Mengambang (collection float) adalah jumlah cek-cek yang telah kita terima tetapi yang belum dikredit ke rekening kita, Nilai mengambang bersih (net float) adalah selisih antara rekening bank menurut pembukuan pemegang rekening dengan saldo rekening menurut pembukuan bank.
4. mempercepat Penerimaan.
5. Beberapa teknik digunakan untukmempercepat penagihan maupun menyampaikan dana ke tempat dimana dana diperlukan, antara lain :
a. Kotak pos khusus, (lockbox plan), yaitu suatu prosedur yang digunakan untuk mempercepat penagihan dan mengurangi masa mengambang melalui penggunaan kotak-kotak pos di daerah tempat yang dibayarkan.
b. Pembayaran melalui kawat atau pendebetan otomatis. Penggunaan teknologi memungkinkan efisiensi dan Sangay mempercepat proses penagihan.
F. Persediaan
Persediaan (inventory) dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Perlengkapan (supplies)
2. bahan baku
3. Barang dalam proses, dan
4. Barang jadi.
Tujuan ganda dari manajemen persediaan adalah :
1. Untuk memastikan persediaan yang dibutuhkan guna menyokong operasi persediaan
2. Menekan biaya pemesanan dan penyimpanan persediaan ke tingkat yang terendah.
G. Manajemen Piutang
Tekanan persaingan telah memaksa kebanyakan preusan untuk memberikan kredit. Jadi barang dikirim, persediaan dikurangi, dan piutang muncul. Pada saat pelanggan membayar piutangnya : (1) Perusahaan akan menerima kas, (2) piutangnya akan berkurang. Memiliki piutang mengakibatkan biaya langsung dan tidak langsung, tetapi juga mempunyai manfaat yang penting dengan memberikan kredit akan menigkatkan penjualan.
1. Kebijakan Kredit.
Terdiri dari empat variable :
a. Periode kredit, adalah jangka waktu yang diberikan lepada pembeli untuk membayar pembelian mereka.
b. Diskon, diberikan untuk pembayaran yang lebih cepat, termasuk presentase diskon dan bagaimana pembayaran dengan cepat yang termasuk mendapatkan diskon.
c. Stándar kredit, yang mengacu pada kemampuan finansial pelanggan yang diperlukan untuk dapat diterima kreditnya
d. Kebijakan penagihan, yang diukur dengan ketaatan atau kelonggaran yang diberikan preusan dalam upaya menagih piutang yang lamban pembayarannya.
2. Akumulasi Piutang Usaha
Jumlah pitang usaha yang beredar ditentukan oleh faktor : (1) volume penjualan kredit dan (2) jangka waktu rata-rata antara penjualan dan penagihan.
3. Memantau posisi Piutang Usaha.
Pada saat penjualan kredit dilakukan, kejadian yang berlangsung :
a. Persediaan dikurangi dengan harga pokok penjualan
b. Piutang usaha dinaikkan dengan harga jual
c. Laba ditambahkan ke dalam laba ditahan
H. Akrual dan Utang Usaha. (Kredit Dagang)
Pernyataan mengenai fleksibilitas, biaya dan tingkat risiko uatang jangka pendek dibandingkan utang jangka panjang sebagian besar tergantung pada jenis kredit jangka pendek yang sebenarnya digunakan.
1. Akrual.
Kewajiban jangka pendek yang timbal terus menerus, khususnya upah dan pajak yang terutang. Pos-pos akrual ini naik dengan sendirinya atau secara spontan, señalan dengan meluasnya operasi preusan. Selkanjutnya utang ini bisa dikatakan :”gratis” dalam arti tidak ada beban bunga secara eksplisit atas dana yang diperoleh dari pos-pos akrual.
2. Utang Usaha (Kredit dagang)
Berasal dari penjualan kredit, dicatat sebagai piutang usaha oleh penjual dan sebagai utang usaha oleh pembeli. Utang usaha, atau kredit dagang (trade credit) hádala bagian terbesar dari utang jangka pendek, yang jumlahnya sekitar 40 % dari kewajiban lancar kebanyakan preusan yang b ukan lembaga keuangan. Kredit dagang merupakan pembiaytaan yang bersifat “spontan” dalam artian utang tersebut timbal dari transaksi usaha zaherí-hari.
3. Biaya Kredit dagang
Perusahaan yang menjual secara kredit mempunyai kebijakan penjualan kredit yang mencakup syarat kredit tertentu.
Kredit dagang yang gratis (Free trade credit), yaitu krtedit yang diterima selama periode potongan. Kredit dagang yang berbiaya (costly trade credit), yaitu kredit yang diambil melebihi kredit dagang yang gratis dan biayanya adalah implisit berdasarkan potongan yang tidak diambil.
I. Beberapa Alternatif Kebijakan Pembiayaan Aktiva Lancar.
Aktiva lancar hermanen yaitu aktiva lancar yang ditahan pada titik rendah dari siklus, dan aktiva lancar sementara hádala tambahan aktiva lancar pada saat penjualan mengalami masa cerah.
1. Pendekatan “Maturity Matching” atau “Self Liquidating”.
Merupakan kebijakan pembiayaan yang menyamakan saat jatuh tempo aktiva dengan kewajiban. Ini merupakan kebijakan yang moderat.
Dalam kenyataannya, ada dua hal yang menghalangi ketepatan maturity matching, yaitu :
a. Adanya ketidakpastian mengenai umur aktiva
b. Sejumlah saham biasa terpaksa digunakan, sedangkan ekuitas saham biasa tidak mempunyai jatuh tempo.
2. Pendekatan yang Agresif
Adalah komposisi pembiayaan aktiva lancer apakah menggunakan utang jangka panjang atau utang jangka pendek.
3. Pendekatan Konservatif.
Perusahaaan menggunakan sejumlah kecil kredit jangka pendek nonspontan untuk memenuhi sebagian dai kebutuhan musiman dengan “mengumpulkan likuiditas” dalam bentuk sekuritas yang mudah dipasarkan.
J. Surat Berharga yang Mudah Dipasarkan
Sekuritas yang mudah dipasarkan, atau disingkat sekuritas, lazimnya memberikan hasil yang lebih rendah ketimbang aktiva operasi.Sekuritas dapat digunakan sebagai pengganti saldo transaksi, saldo berjaga-jaga, saldo spekulatif, atau ketiga-tiganya.
K. Utang Jangka PEndek
Kebijakan agresif menggunakan utang jangka pendek terbesar, sedangkan kebijakan yang konservatif menggunakan utang jangka pendek yang terkacil.
1. Keuntungan utang jangka pendek
Pertama, uatng ajangka pendek dapat diperoleh jauh lebih cepat daripada utang jangka panjang.
Jika kebutuhan bersifat musiman, perusahaan mungkin perusahaan tidak ingin terikat dalam utang jangka panjang karena :
a. Biaya pengembangan yang tinggi untuk utang jangka panjang
b. Denda pelunasan awal utang jangka panjang dapat cukup mahal.
c. Ketentuan utang jangka panjang umumnya memuat hokum yang membatasi perusahaan dimasa mendatang.
Selain hal tersebut diatas, bunga atas utang jangka pendek umumnya jauh lebih kecil daripada utang jangka panajng.
2. Kerugian Utang Jangka Pendek
a. Bunga utang jangka panjang relative stabil, jika menggunakan utang jangka pendek bunganya bias sangat berfluktuasi.
b. Jika pinjaman jangka pendek preusan Sangay besar, terjadinya resesi sementara dapat mengakibatkan ia tidak mampu melunasi utangnya.
L. Utang Bank Jangka Pendek
Pinjaman yang lazimnya disajikan sebagai wesel bayar, merupakan sumber pembiayaan yang terpenting kedua setelah utang usaha.
Sebagian besar kredit bank umumnya berupa pinjaman jangka pendek. Jika keadaan keuangan peminjam memburuk, bankmungkin tidak bersedia memperpanjang kredit tersebut.
Persetujuan kredit diwujudkan dengan adanya promes, yang memuat :
a. Jumlah pinjaman
b. Suku bunga
c. Jadwal pelunasan
d. Agunan yang digunakan
e. Persyaratan lainnya.
Bank kadangkala mensyaratkan peminjam untuk mempertahankan saldo rekening sebesar 10 – 20 % dari jumlah pinjaman, yang disebut saldo kompensasi.
Plafon kredit adalah kesepakatan tidak resmi antara bank dengan peminjam mengenai jumlah pinjaman maksimum yang akan diberikan bank kepada peminjamnya.
Perjanjian kredit bergulir adalah plafon kredit formal yang biasanya digunakan oleh perusahaan besar.
M. Surat Berharga Komersial
Adalah promes dari perusahaan besar dan kuat yang tidak didukung jaminan dan terutama dijual kepada perusahaan lain, ke maskapai asuransi, yayasan dana pensión, dana bersama pasar uang dan bank.
Surat berharga komersial biasanya jatuh tempo antara dua hingga enam bulan, dengan rata-rata sekitar lima bulan. Penggunaan surat berharga komersial sangat terbatas pada sejumlah kecil perusahaan yang benar-benar sehat keuangannya.
N. Penggunaan Sekuritas dalam Pembiayaan Jangka PEndek.
Surat berharga komersial tidak pernah dijamin dengan agunan, tetapi semua jenis pinjaman lain dapat dijamin jika dianggap perlu. Berbagai jenis agunan dapat digunakan termasuk saham atau obligasi yang mudah dipasarkan.

Menyediakan dan Memperoleh Kredit

A. Kebijakan Kredit
Keberhasilan atau kegagalan perusahaan terutama tergantung pada permintaan atas produknya, sebagai patokan, makin tinggi penjualan, makin sehat dan menguntungkan suatu perusahaan. Kebijakan penjualan kredit terdiri dari empat variable :
1. Periode kredit
2. Standar kredit
3. Kebijaka penagihan
4. Diskon dan pemotongan
B. Menetapkan Periode dan Standar Kredit.
Syarat kredit yang biasa, yang mencakup periode kredit dan potongan biasanya ditetapkan dengan 2/10,net 30.
Stándar kredit mengacu pada kekuatan keuangan dan kelayakan seorang pelanggan untuk mendapatkan kredit. Penetapan estándar kredit memerlukan pengukuran atas koalitas kredit, yang didefinisikan sebagai kemungkinan terjadinya penunggakan oleh pelanggan.
Laboran Kredit preusan lazimnya memuat informasi berikut :
a. Ikhtisar neraca dan Laporan laba rugi
b. Sejumlah rasio kunci dan informasi tren
c. Informáis dari para pemasok perusahaan sehubungan dengan apakah perusahaan telah membayar dengan cepat atau lambat dan apakan Belem lama ini tidakbisa melakukan pembayaran.
d. Penjelasan verbal mengenai kondisi fisik operasi perusahaan
e. Penjelasan verbal mengenai latar belakang pemilik perusahaan, termasuk adanya kebangkrutan, gugatan, masalah perceraian dsb.
f. Statu ikhtisar peringkat, yang berkisar darinilai A untuk resiko terbaik ingá F untuk terburuk.
C. Menetapkan Kebijakan Penagihan.
Kebijakan penagihan mengacu pada prosedur-prosedur yang digunakan untuk menagih piutang yang lewat tempo.proses penagihan bisa mal dalam pengertian biaya yang harus dikeluarkan maupun dalam pengertian kehilangan hubungan baik – pelanggan tidak senang utangnya dialihkan ke perusahaan lain.
D. Potongan tunai
Potongan tunai dianalisis dengan menyeimbangkan biaya dan manfaat dari berbagai potongan tunai. Jika penjualan bersifat musiman, perusahaan dapat menggunakan penaggalan musiman untuk potongan.
E. Factor-Faktor lain yang mempengaruhi kebijakan Kredit
Ada dua hal yang perlu dijelaskan mengenai kebijakan kredit.
1. Potensi laba, jika ada kemungkinan untuk mensual secara kredit dan juga memberlakukan statu pembebanan atas piutang usa yang beredar, penjualan secara kredit tersebut benar-benar lebih menguntungkan daripada penjualan tunai.
2. Pertimbangan hukum, melanggar hukum untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan lepada satu pelanggan atau satu golongan pelanggan daripada pelanggan yang lain kecuali kalau perbedaan itu dapat dibenarkan dari segi biaya.
F. Biaya Pinjaman dari bank
Biaya pinjaman bank berbeda-beda di antara berbagai golongan nasabah pada saat tertentu dan dapat berubah dari waktu ke waktu.Suku bunga bank berubah ubah tergantung pada kondisi ekonomi dan kebijakan bank central. Apabila perekonomian lesu, (1) pemintaan pinjaman biasanya Turín, (2) tingkat inflasi rendah, (3) bank central menyediakan banyak uang pada sistem perekonomian. Eleven-elemen kunci yang terdapat pada sebagian besar promes :
- Bunga saja vs diamortisasi, pinjaman bisa dikenakan bunga saja, yang berarti hanya bunga yang dibayarkan selama masa pinjaman, dan nilai pokoknya dibayar saat jatuh tempo. Atau pinjaman bisa diamortisasi, atau pinjaman angsuran.
- Agunan, utang jangka pendek dijamin oleh agusana tertentu yang umumnya piutang usa atau persediaan, hal ini ditunjukkan dalam promes.
- Jaminan pinjaman, Jika peminjam hádala perusahaan kecil, bank mungkin akan menuntut agar pemegang saham besar secara pribadi menjamin pinjaman tersebut.
- Suku bunga nominal yang ditetapkan, dapat bersifat tetap atau mengambang.
- Frekuensi pembayaran bunga, biasanya dihitung secara harian tetapi dibayar bulanan.
- Jatuh tempo, utang jangka panjang selalu punya jatuh tempo, tetapi jangka pendek tidak selalau.
- Suku bunga potongan, pinjaman berpotongan mensyaratkan bunga dibayar dimuka.
- Pinjaman angsuran berdasar bunga yang ditambahkan.
- Eleven biaya lain.
1. Buga Sederhana
Untuk pinjaman usaha, prosedur yang paling umum disebut bunga sederhana, berdasarkan pinjaman dengan beban bunga saja.
Suku bunga nominal
Suku Bunga Per Hari =
Hari dalam sebulan

2. Bunga Diskonto
Dalam pinjaman dengan bunga diskonto, bank langsung memotong bunga pada saat memberikan pinjaman.
3. Pengaruh saldo kompensasi
Jika bank mensyaratkan saldo kompensasi dan jumlah saldo yang disyaratkan lebih besar daripada jumlah yang biasanya ditahan perusahaan dalam deposit, kelebihan itu harus dikurangkan pada t = 0 kemudian ditambahkan ketika pinjaman jatuh tempo.
E. Memilih Bank
1. Kesediaan menanggung resiko, bank-bank mempunyai kebijakan dasar yang berbeda dalam resiko, sebagian bank menjalankan praktik pemberian pinjaman yang relative konservatif, sementara yang lain melakukan apa yang disebut sebagai praktik perbankan yang kreatif.
2. Nasehat dan Penyuluhan, Bank-bank tertentu mempunyai departemen khusus yang pejabatnya memberikan penyuluhan yang sangat bermanfaat bagi nasabahnya.
3. Loyalti kepada nasabah, dalam masa sulit, bank berusaha keras menekan suatu perusahaan untuk menjual aktivanya untuk melunasi utangnya, sementara bank lain rajin membantu agar perusahaan bangkit kembali.
4. Spesialisasi, bank-bank sangat berbeda dalam tingkat spesialisasi pinjaman.
5. Jumlah kredit maksimum, Jumlah pinjaman yang dapat diberikan kepada suatu nasabah dibatasi sebesar 15 % dari modal bank, perusahaan besar kurang tepat untuk menjalin hubungan kredit dengan bank kecil.
6. Merchant Banking, istilah yang pada mulanya diberikan kepada bank yang tidak hanya memberikan pinjaman kepada nasabah tetapi juga memberikan modal ekuitas dan nasehat keuangan.
7. Jasa-jasa lainnya, bank juga memberikan jasa manajemen kas, membantu dalam transfer dana elektronik, mendapatkan valuta asing, dan sejenisnya.

Topik-Topik lain dalam Manajemen Modal Kerja.

A. Konsep Modal Kerja Nol
Pendukung konsep modal kerja nol menyatakan bahwa suatu gerakan ke arah sasaran ini tidak hanya menghasilkan uang kas, tetapi juga mempercepat produksi dan membantu perusahaan melakukan penyerahan lebih tepat waktu dan beroperasi secara lebih efisien. Modal kerja = Persediaan + piutang – utang, dasar pemikirannya adalah : (1) persediaan dan piutang usaha adalah kunci untuk mengadakan penjualan, tetapi (2) persediaan dapat dibiayai oleh pemasok melalaui utang usaha.
Faktor yang paling penting dalam konsep modal kerja nol adalah meningkatkan kecepatan. Mencapai modal kerja nol mengharuskan setiap pesanan dan bagian produk bergerak pada kecepatan maksimum, yang umumnya berarti mengganti kertas dengan data elektronik.
B. Sistem Pengendalian Kas
Salah satu prosedur pengendalian yang sederhana adalah metode garis merah, yaitu barang-barang persediaan disimpan di dalam kotak atau peti, lalau ssuatu garis merah digambar di sekeliling bagian dalam peti tersebut, manakala garis merah tampak, petugas bagian persediaan akan melakukan pemesanan. Metode dua peti, persediaan disimpan di dalam dua buah peti. Pada saat peti pertama kosong, maka persediaan diambil dari peti satunya. Prosedur ini cocok untuk barang-barang suku Madang seperti sekrup dalam proses pabrikasi dan untuk berbagai bisnis eceran.
1. Sistem terkomputerisasi
Sebagian besar perusahaan sekarang menggunakan sistem pengendalian persediaan terkomputerisasi. Komputer nulai dengan perhitungan persediaan di dalam memori. Pada saat pengambilan dilakukan, dicatat oleh computer, dan saldo persediaan direvisi. Bila titik pemesanan ualang dicapai, computer secara otomatis melakukan pemesanan, dan bila pemesanan diterima, saldo yang dicatat bertambah.
2. Sistem Tepat Waktu
Sistem tepat waktu dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan jepang tetapi popularitas di seluruh dunia. Sistem tepat waktu juga dianut oleh perusahaan-perusahaan kecil.
3. Out sourching.
Penggunaaan sumber luan (out sourching), merupakan praktik membeli komponen-komponen daripada membuatnya sendiri.
4. Hubungan antara penjadwalan produksi dan tingkat persediaan.
Jika perusahaan menetapkan suatu jadwal tingkat produksi yang merata, persediaannya akan naik secara tajam ketika penjualan rendah dan kemudian akan menurun selama periode puncak penjualan, tetapi persediaan rata-rata uyang dimiliki akan jauh lebih tinggi daripada jika p[roduksi disesuaikan dengan naik-turunnya penjualan.