A. Apakah yang dimaksud dengan biaya?
1. Ketika Tujuannya Adalah Untuk Menghitung Biaya Suatu Barang, dari sudut pandang ini terdapat dua jenis biaya yaitu:
a. Biaya Langsung, yaitu biaya dari sumber daya atau aktivitas yang digunakan satu objek biaya. Contohnya dari biaya langsung yaitu biaya mesin yang dipakai untuk membuat sebuah barang.
b. Biaya Tidak Langsung, yaitu biaya dari sumber daya yang digunakan oleh lebih dari satu objek biaya.
2. Pengorganisasian Berdasarkan Cara Biaya Tersebut Dibuat, dari sudut pandang ini terdapat dua jenis biaya, yaitu:
a. Biaya Fleksibel, adalah biaya yang berhubungan dengan flexible resources. Flexible resources adalah sumber daya yang biayanya proporsional dengan jumlah sumber daya tersebut yang digunakan. Sebagai contohnya adalah jumlah bahan bakar yang digunakan dalam pabrik baja.
b. Biaya Kapasitas Terkait, adalah biaya yang berhubungan dengan sumber daya kapasitas terkait (capacity-related resources). Capacity-related resources adalah sumber daya yang diperoleh dan dibayar dimuka ketika pekerjaan telah selesai. Contohnya adalah beban gaji supervisor lini produksi.
B. Bagaimana Manggunakan Informasi Biaya Untuk Mendefinisikan Fokus dan Bentuk Biaya
1. Penggunaan Informasi Dari Luar Organisasi
Berdasarkan ketentuan GAAP, ketika mengembangkan jenis biaya untuk kepentingan eksternal, system akuntansi biasanya mengklasifikasi biaya berdasarkan jenis dan fungsi biaya.
a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Jenisnya
1) Biaya Produksi, yaitu biaya manufaktur yang terjadi untuk membuat jumlah dan kombinasi produk selama periode produksi.
2) Biaya Periodik, biaya ini berkaitan dengan biaya nonmanufaktur, termasuk biaya administrasi dan pemasaran.
b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi
1) Biaya Pemanufakturan, yaitu biaya yang terjadi dalam pabrik berhubungan dengan transformasi bahan mentah menjadi produk selesai. Biaya pemanufakturan dibagi menjadi dua yaitu:
a) Biaya pemanufakturan langsung, yaitu biaya manufaktur yang dapat ditelusuri pada objek biaya.
b) Biaya pemanufakturan tidak langsung, yaitu biaya yang sulit ditelusuri pada produk karena biaya tersebut memiliki hubungan sebab-akibat dengan kapasitas daripada dengan unit individu yang diproduksi.
2) Biaya Non-pemanufakturan, biaya biaya yang tidak tercakup dalam biaya manufaktur, contohnya adalah distribution cost, selling cost, marketing cost, after-sales cost, R & D cost, dan general and administrative cost.
2. Analisis Cost-Volume-Profit
Analisis CVP adalah studi bagaimana biaya dan profit berubah sesuai dengan volume. Analisis CVP konvensional mendasarkan pada asumsi bahwa semua biaya adalah semata-mata fleksibel atau berdasarkan kapasitas, dan unit yang diproduksi sama dengan unit yang terjual, dan pendapatan per unit tidak berubah sesuai perubahan volume. Dengan asumsi ini, organisasi dapat membuat persamaan untuk menghitung profit, yaitu:
Profit = (Unit sold x Contribution margin per unit) – Capacity-related costs
Persamaan CVP di atas dapat digunakan untuk menemukan titik volume breakeven dari penjualan, yaitu:
Breakeven profit= 0 = (Unit sold x Contribution margin per unit) – Capacity-related costs
Unit sold to breakeven = Capacity-related costs : Contribution margin per unit
3. Pertimbangan Cost-Benefit dalam Pengembangan Informasi Biaya
Pengembangan informasi biaya untuk keputusan internal membuat sebuah persoalan pemilihan. Karena organisasi harus membayar seseorang untuk mengembangkan informasi biaya, diharapkan manfaat akan timbul dari biaya pengembangan tersebut. Kita mungkin menduga, dan hal ini umumnya benar bahwa sulit untuk mengitung nilai penggunaan informasi biaya dalam keputusan tertentu. Namun demikian, prinsip dasarnya adalah dalam trade-off antara cost-benefit pengembangan informasi biaya, manfaat/benefit harus lebih dari biaya/cost.
4. Bagaimana Keputusan akan Menjelaskan Sifat Biaya yang Diperlukan
Different cost for different purpose, pengertian kalimat tersebut sangat penting karena informasi biaya digunakan untuk membantu beberapa keputusan, dimana keputusan tersebut akan menentukan sifat biaya yang dibutuhkan, bagaimana biaya tersebut dihitung dan nilai biaya tersebut. Ini berarti jumlah biaya yang berguna untuk satu keputusan mungkin tidak berguna atau mungkin berbahaya jika digunakan untuk keputusan lain.
5. Opportunity Cost
Opportunity Cost adalah nilai yang dikorbankan ketika faktor produksi digunakan untuk tujuan spesifik. Opportunity cost adalah manfaat potensial yang hilang ketika sebuah alternatif dipilih. Opportunity cost tidak selalu masuk catatan akuntansi, namun hanya sebagai pertimbangan dalam proses pembuatan keputusan oleh manajer.
6. Long-run and Short-run Cost
Short-run adalah periode dimana pembuat keputusan tidak dapat menyesuaian kapasitas. Tingkat sumber daya terkait kapasitas, khususnya biaya terkait kapasitas adalah tetap. Oleh karena itu, biaya yang bervariasi dalam jangka pendak adalah biaya yang bervariasi dalam proporsi untuk produksi atau beberapa aktivitas yang terkait dengan produksi. Short-run cost pada kenyataannya adalah biaya fleksibel.
Long-run adalah periode dimana kapasitas dapat disesuaikan. Long-run costs adalah jumlah biaya fleksibel dan biaya terkait kapasitas yang berhubungan dengan objek biaya. Biaya tersebut penting untuk perencanaan produksi karena berguna untuk estimasi biaya dari semua sumber daya yang digunakan untuk membuat produk. Perubahan harga produk harus dapat menutup long-run cost untuk mengganti kapasitas yang digunakan untuk membuat produk ketika kapasitas mengalami penurunan.
7. Descretionary Cost
Adalah biaya yang tidak ditentukan oleh keputusan produksi. Contohnya adalah biaya pemeliharaan program, biaya penelitian dan pengembangan, dan beban pelatihan karyawan.
C. Struktur Biaya Saat Ini
1. Jenis-jenis Aktivitas Produksi
Hirarki berikut ini, dikembangkan untuk operasi manufaktur yang memberikan kerangka secara luas untuk mengklasifikasi aktivitas dan biaya terkait, yaitu:
a) Unit-related Activities
Aktivitas dimana volume dan tingkat aktivitas tersebut proporsional dengan jumlah unit yang diproduksi atau ukuran lain, termasuk jam tenaga kerja langsung dan jam mesin dimana hali tersebut proporsional sesuai dengan nilai kerja yang telah selesai
b) Bach-related Activities
Aktivitas yang dipicu oleh jumlah batch yang diproduksi dari pada jumlah unit yang dibuat.
c) Product-sustaining Activities
Aktivitas yang menyediakan infrastruktur yang memungkinkan kegiatan produksi, distribusi, dan penjualan sebuah produk tetapi tidak melibatkan secara langsung produksi sebuah barang.
d) Customer-sustaining Activities
Aktivitas yang memungkinkan perusahaan untuk menjual pada pelanggan individu tetapi tidak terkait dengan volume dan kombinasi produk (dan jasa) yang terjual dan diantarkan pada pelanggan.
e) Business-sustaining Activities
Aktivitas yang diperlukan untuk fungsi dasar bisnis. Aktivitas inti tersebut tidak terkait dengan ukuran organisasi atau volume dan kombinasi produk dan pelanggan.
2. Life-Cycle Costing
Adalah proses mempelajari perilaku biaya semua tahapan dari usia produk. Life-cycle costing adalah ide baru yang mengusulkan bahwa organisasi harus mempertimbangkan biaya produk untuk seluruh umur produk tersebut ketika memutuskan apakah untuk memperkenalkan produk baru. Oleh karena itu, life-cycle costing adalah terutama sebagai alat perencanaan, tetapi mempunyai implikasi penting untuk costing setelah produk diperkenalkan.
Karakter siklus hidup produk memiliki lima tahap. Sebenarnya tidak semua produk mengikuti pola ini. Beberapa produk akan gagal lebih dulu dan memutus siklus umur produk tersebut.
a) Tahap Pengembangan dan Perencanaan Produk.
Pada tahap ini, organisasi mengeluarkan biaya R&D yang signifikan dan biaya pengujian produk.
b) Tahap Perkenalan
Dalam tahap ini, organisasi mengeluarkan biaya promosi yang signifikan untuk memperkenalkan barang dipasar. Pada tahap ini, pendapatan dari penjualan produk sering tidak dapat menutup biaya terkait kapasitas dan biaya fleksibel yang dibebankan pada organisasi.
c) Tahap Pertumbuhan
Selama tahap ini, pendapatan dari penjualan produk mulai dapat menutup biaya terkait kapasitas dan biaya fleksibel, biaya pemasaran dan distribusi barang. Disini sering tidak ada kompetisi harga. Fokusnya adalah pada pengembangan sistem untuk mengantar produk kepada pelanggan dengan cara paling efektif.
d) Tahap Kematangan Produk
Dalam tahap ini, kompetisi harga menjadi hebat dan margin produk (selisih antara pendapatan produk dan biaya fleksibel) mulai menurun. Ketika produk masih menguntungkan, keuntungan tersebut relatif menurun dibanding pada tahap pertumbuhan. Selama tahap kematangan, organisasi melakukan usaha keras untuk tetap kompetitif dan menguntungkan
e) Tahan Penurunan dan Ketertinggalan Produk
Selama tahap ini, produk mulai tidak menguntungkan. Pesaing mulai hilang, peasing yang masih ada berkompetisi pada pangsa pasar yang kecil dan mulai menurun.