Rotating X-Steel Pointer

Minggu, 19 September 2010

PENGARUH HUTANG TERHADAP LABA USAHA PADA PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Theresia
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Mutia Ismail
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

The purpose of this research is to empirically study the effect of liabilities on operating income. This research is classified as causal research and replication of former researches. Population of this research are manufacturing firms consumer goods sector on BEI which go public during the period of 2006 to 2007. The samples are obtained by using purposive sampling method. As the result, from 35 go public firms, 33 are used as the samples of this study. The statistic method being used is multiple linear regression with the model being tested previously in classic assumptions. The result indicates that partially current liabilities (CL) and noncurrent liabilities (NCL) variable has significantly influenced the operating income (OP), as well as simultaneously both current liabilities (CL) variable and noncurrent liabilities (NCL) variable have significantly influenced the operating income (OP) variable of manufacturing firms consumer goods sector on BEI.

Key Words : Current Liabilities, Noncurrent Liabilities, Operating Income



1.      Pendahuluan

       Dewasa ini perusahaan dituntut untuk memiliki manajemen yang baik agar dapat tetap menjalankan kegiatan operasinya, hal ini dikarenakan perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu perusahaan dititikberatkan pada bagaimana cara perusahaan tersebut mencapai tujuan utamanya, yaitu tercapainya laba perusahaan yang telah ditetapkan. Besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan merupakan ukuran keberhasilan perusahaan dalam mengelola usahanya. Laporan keuangan dijadikan acuan oleh manajemen dalam membuat keputusan yang akan dijalankan oleh perusahaan serta digunakan oleh pihak kreditor untuk menentukan apakah kerjasama yang telah dijalankan dapat terus dijalankan atau tidak.
       Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Bagi beberapa perusahaan yang memiliki modal besar, tidak akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya, namun tidak sedikit perusahaan yang memiliki keterbatasan modal, sehingga mereka sulit untuk mengembangkan usahanya, agar dapat mengatasi hal tersebut, pada umumnya pihak manajemen perusahaan memiliki dua pilihan, yaitu menerbitkan saham baru atau melakukan pinjaman dari pihak luar baik dalam hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.


2.      Tinjauan Pustaka

2.1 Hutang

       Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan kepada pihak lain. Untuk menentukan suatu transaksi sebagai hutang atau bukan sangat tergantung pada kemampuan untuk menafsirkan transaksi atau kejadian yang menimbulkannya, seperti yang dikemukakan oleh FASB berikut ini dalam Statement of Financial Accounting Concept No.6 yang terdapat pada buku Chariri dan Ghozali (2005 : 157), yaitu “hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa yang mendatang yang mungkin timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan aktiva atau memberikan ke entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi di masa  lalu”.
       Munawir (2004 : 18) berpendapat bahwa “hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor”, sedangkan dalam hal ini Hongren, et al. (2006 : 505) menyatakan bahwa “hutang merupakan suatu kewajiban untuk memindahkan harta atau memberikan jasa di masa yang akan datang”. Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hutang adalah kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang harus dibayar dengan uang, barang, atau jasa pada saat jatuh tempo.

2.2 Hutang Jangka Pendek

       Kadang kala perusahaan meminjam uang dalam jangka pendek untuk kegiatan operasi perusahaan yang biasa disebut dengan hutang (kewajiban) jangka pendek atau lancar. Yusuf (2005 : 230) mendefinisikannya sebagai berikut “kewajiban lancar adalah hutang yang diharapkan akan dibayar (1) dalam jangka waktu satu tahun atau siklus akuntansi operasi normal perusahaan, (2) dengan menggunakan aktiva lancar atau hasil pembentukan kewajiban lancar yang lain”. Lebih jelas lagi Niswonger, et al. (2000 : 441) berpendapat bahwa “kewajiban lancar adalah kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek, biasanya satu tahun”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek adalah kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan dan harus dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar, serta kewajiban tersebut berdasarkan transaksi yang telah terjadi.

2.3 Hutang Jangka Panjang

       Hutang jangka panjang menurut Kieso (2002 : 242) “terdiri dari pengorbanan manfaat ekonomi yang sangat mungkin di masa depan akibat kewajiban sekarang yang tidak dibayarkan  dalam  satu  tahun  atau siklus  operasi perusahaaan, mana yang lebih lama”. Pengertian hutang jangka panjang oleh Dyckman, et al. (2000 : 218) adalah “kewajiban dengan jangka waktu yang  melebihi satu tahun dari tanggal neraca atau siklus operasi, mana yang lebih lama”.
       Baridwan (2000 : 365) mengatakan bahwa “hutang jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva lancar”. Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Gunadi (2005 : 83) bahwa “kewajiban jangka panjang merupakan hutang yang tidak akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau yang pengeluarannya tidak menggunakan sumber aktiva lancar”. Berdasarkan definisi dan penjelasan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri.

2.4 Laba Usaha

       Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Informasi mengenai laba sebuah perusahaan dapat diperoleh dalam laporan keuangan yaitu, laporan laba/rugi. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan untuk membuat keputusan. Suatu perusahaan dikatakan akan berhasil apabila dalam kegiatan operasionalnya memperoleh laba. Pengertian laba secara konsep yang terdapat di dalam buku Harnanto (2002 : 91), “laba adalah suatu pengembalian dari dan dalam jumlah di atas investasinya”.
       Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang dikemukakan oleh Soemarso (2005 : 230), “laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”. Menurut Gade dan Wasif  (2000 : 11), “laba yang diperoleh perusahaan adalah selisih antara pendapatan dan biaya”, apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi dalam periode yang bersangkutan.


2.5 Kerangka Konseptual
                                                    
       Hubungan antara hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang terhadap laba usaha dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

Laba Usaha
(Y)


 
Hutang Jangka Pendek
(X1)
 
                                                                                        
 
 
 

                                                                                               
Hutang Jangka Panjang
(X2)
 
                                                                                      

 

   
       Semua perusahaan membutuhkan modal pada saat pendiriannya dan juga memerlukan dana setelah perusahaan itu berdiri untuk pengoperasiannya serta untuk mengembangkan usahanya. Dana tersebut ada yang berasal dari pemilik atau modal sendiri ataupun yang berasal dari pihak luar atau modal asing yang disebut dengan hutang, apabila manajemen memilih hutang sebagai alternatif sumber modal, maka manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja keras agar penggunaan modal tersebut dapat memberikan keuntungan yang besar bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berkembang dengan baik dan mampu membayar hutang tersebut kepada kreditor, baik pokok maupun bunganya.
       Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya laba usaha yang diterima perusahaan adalah modal. Modal bagi perusahaan merupakan sumber dana yang mendukung dan menjamin kelangsungan kegiatan perusahaan, dengan tersedianya modal yang cukup, diharapkan dapat menjamin kelancaran aktivitas perusahaan, sehingga perusahaan dapat mengembangkan kegiatan usahanya dan meningkatkan jumlah pendapatan yang akhirnya akan meningkatkan laba.
      
2.6 Hipotesis

       Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan, berdasarkan kerangka konseptual yang dibuat. Hipotesisnya adalah Hutang Jangka Pendek dan Hutang Jangka Panjang berpengaruh signifikan terhadap Laba Usaha baik secara parsial maupun simultan.



3. Metode Penelitian

       Penelitian ini menggunakan desain kausal atau hubungan sebab akibat. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain. (Umar, 2003 : 30). Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di BEI pada tahun 2006-2007, yaitu sebanyak 35 perusahaan, dari populasi yang ada, maka perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 33 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2004 : 78). Beberapa pertimbangan sebagai sampel yang ditentukan oleh peneliti sebanyak 66 sampel adalah sebagai berikut :
1. perusahaan tersebut terdaftar di BEI pada tahun 2006-2007,
2. perusahaan tersebut memiliki laba usaha positif yang konsisten pada tahun
    2006-2007,
3. perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan yang telah diaudit pada tahun
    2006-2007.
       Penelitian ini, penulis menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Menurut jenisnya, data yang digunakan adalah data sekunder. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).


4. Metode Analisis Data

4.1 Pengujian Asumsi Klasik

       Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan SPSS versi 16.0. Peneliti melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terdiri atas uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedasitas, dan uji autokorelasi.

4.1.1 Uji Normalitas
       Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov, dimana data yang berdistribusi normal akan memiliki nilai yang lebih besar dari 0,05. Hasil pengolahan data diperoleh bahwa data dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal, dimana ketiga variabel memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 yaitu variabel CL sebesar 0,000, variabel NCL sebesar 0,000, dan variabel OP sebesar 0,000. Ada beberapa cara mengubah model regresi menjadi normal menurut Erlina (2007 : 106), yaitu :
a. lakukan transformasi data ke bentuk lainnya,
b. lakukan trimming, yaitu membuang data outlier,
c. lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.
       Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) yaitu dari persamaan OP = f(CL, NCL) menjadi LN_OP = f(LN_CL, LN_NCL), setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasilnya ketiga variabel mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 yaitu CL sebesar 0,442, NCL sebesar 0,492, dan OP sebesar 0,424, disimpulkan bahwa data dalam model regresi telah terdistribusi secara normal
4.2.2 Uji Multikolinieritas
       Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF). Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa angka tolerance CL (X1) dan NCL (X2) > 0,10 yaitu sebesar 0,441 dan VIFnya < 10 yaitu sebesar 2,268. Ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel independen dalam penelitian.

4.2.3 Uji Heterokedastisitas
       Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Setelah diuji dengan grafik scatterplot, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tidak membentuk pola tertentu atau tidak teratur. Hal ini mengindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai.

4.2.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Tabel Durbin-Watson memperlihatkan nilai statistik sebesar 1,853. Angka ini terletak diantara -2 dan +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.2 Pengujian Hipotesis
       Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel yaitu CL dan NCL yang dianggap sah secara parsial berpengaruh terhadap OP, dilakukan uji statistik t. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS, maka diperoleh hasil uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya, terlihat bahwa CL (X1) mempunyai angka signifikansi sebesar 0,000 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa CL secara individual mempengaruhi OP; uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel independennya, terlihat bahwa NCL (X2) mempunyai angka signifikansi sebesar 0,001 berada di bawah 0,05 yang menunjukkan bahwa NCL secara individual mempengaruhi OP; berdasarkan hasil model tersebut diketahui bahwa CL (X1) mempunyai koefisien regresi dan nilai t hitung yang paling besar dibandingkan koefisien regresi dan nilai t hitung NCL (X2). Berdasarkan hasil tersebut dapat diidentifikasi bahwa CL memiliki pengaruh yang lebih nyata dan signifikan terhadap OP.
       Untuk menguji pengaruh CL dan NCL secara bersama terhadap OP digunakan uji statistik F. Hasil uji statistik F dengan program SPSS dapat diperoleh nilai F hitung sebesar 83,959 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Signifikansi F sebesar 0,000 menunjukkan tingkat kesalahan model yang diajukan. Nilai ini menunjukkan tingkat kesalahan yang akan ditanggung sebagai peneliti bila menolak hipotesa nol. Dengan demikian, maka tingkat kesalahan yang akan ditanggung kalau peneliti mengatakan bahwa X1 sampai X2 mampu menjelaskan Y adalah 0,000. Tingkat kesalahan ini sangat jauh di bawah nilai α yang sudah ditetapkan di muka yaitu 5%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa CL (X1) dan NCL (X2), secara bersama berpengaruh terhadap OP. Persamaan regresi yang dapat disusun untuk variabel LN_CL dan LN_NCL adalah (dalam jutaan rupiah) : LN_OP = 0,839 + 0,585 LN_CL + 0,319 LN_NCL

4.3 Pembahasan Hasil Analisis

       Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen yaitu Hutang Jangka Panjang (NCL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Proborini (2007) yang menemukan bahwa informasi Hutang Jangka Panjang memiliki pengaruh terhadap Laba Usaha.
       Dari hasil pengujian variabel penelitian secara parsial, didapati bahwa variabel independen, yaitu Hutang Jangka Pendek (CL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu Laba Usaha (OP). Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Signifikansi t untuk variabel CL menunjukkan nilai yang terkecil dari variabel NCL. Selain itu pula, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan nilai yang terbesar dari variabel NCL. Ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh terhadap OP.
       Dari hasil pengujian variabel penelitian secara bersama, CL dan NCL  berpengaruh signifikan terhadap OP yang ditunjukkan oleh signifikansi F < 0,05. Nilai R square atau koefisien determinasi menunjukkan angka 0,727 yang mengindikasikan bahwa 72,7% variasi atau perubahan dalam OP dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel CL dan NCL. Sedangkan sisanya sebesar 27,3%  dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
       CL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,585. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel CL sebesar 1 akan menaikkan OP sebesar 0,585 atau 58,5%. NCL memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar  0,319. Hal ini mengandung arti bahwa apabila nilai koefisien regresi variabel lainnya tetap (tidak berubah) maka perubahan variabel NCL sebesar 1 akan menaikkan OP sebesar 0,319 atau 31,9%.


5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

     Dari hasil penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu NCL berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu OP, hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,001, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. CL berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu OP, hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t sebesar 0,000, nilai ini jauh lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05. Variabel CL menunjukkan nilai signifikansi yang terkecil sebesar 0,000 dari variabel NCL sebesar 0,001, selain itu, nilai t hitung dan koefisien regresi CL juga menunjukkan nilai yang terbesar yaitu 5,520 dari variabel NCL yaitu 3,658, hal ini mengindikasikan bahwa CL paling berpengaruh terhadap OP. CL dan NCL secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan  untuk α = 5% terhadap OP.

5.2 Keterbatasan Penelitian

       Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain penelitian hanya mengambil dua variabel yaitu hutang jangka pendek & hutang jangka panjang sebagai variabel independen, namun masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi laba usaha dan periode pengamatan dalam penelitian ini hanya mencakup 2 tahun yaitu 2006-2007.

5.3 Saran

       Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mencoba memberikan saran baik bagi pihak peneliti selanjutnya, yaitu disarankan agar lebih banyak menggunakan variabel independen yang turut mempengaruhi laba usaha dan dapat menambah tahun pengamatan sehingga hasil yang diperolah dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan bagi manajemen dalam menetapkan besarnya hutang.



REFERENCES

Agus, Soekrisno, 2002. Auditing, Edisi 3, Cetakan 2, Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Baridwan, Zaki, 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Chariri, Anis dan Imam Gozali, 2005. Teori Akuntansi, Edisi 3, Cetakan 1, Universitas Diponegoro, Semarang. 
Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 2000. Akuntansi Intermediate, Edisi 3, Cetakan 2, Penerjemah Munir Ali, Erlangga, Jakarta.
Erlina dan Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, Cetakan 1, USU Press, Medan.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Cetakan 5, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Gunadi, 2005. Akuntansi Pajak, Edisi 1, Cetakan 1, PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta.

Harnanto, 2002. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Haryono Yusup, AL., 2005. Dasar-dasar Akuntansi, Edisi 6, Cetakan 1, STIE YKPN, Yogyakarta.
Hongren, Charles, T., Walter T. Harison, Michael A. Robinson, 2006. Akuntansi di Indonesia, Edisi 3, Cetakan 5, Buku 1, Penerjemah Thomas H. Secokusumo, Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad, 1998. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogayakarta.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi 1, Cetakan 2, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Institute for Economic and Financial Research, 2006. Indonesia Capital Market Directory, Jakarta.
Jogiyanto, H. M., 2004. Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 2004/2005, Cetakan 1, Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan dan penulisan Skripsi, Penerbit fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kieso, Donald, E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi 10, Cetakan ke-1, Jilid 1, Penerjemah Gina Gania dan Ichsan Setyo Budi, Erlangga, Jakarta.
Munawir, S., 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi 4, Cetakan 13, Liberty, Yogyakarta.
Niswonger, Rollin, C., Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E. Fess, 2000. Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi 19, Cetakan 1, Jilid 2, Penerjemah Alfonsus Sirait dan Helda Gunawan, Erlangga, Jakarta
Proborini, Olive, 2007. “Pengaruh Hutang Jangka Panjang Terhadap Laba Usaha Pada Perusahaan Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ)”, (Skripsi Akuntansi), Universitas Persada Indonesia, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Edisi 1, Cetakan 1, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
Soemarso, S. R., 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 5, Cetakan 1, Jilid 1, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Stice, Earl K., James D. Stice, K. Fred Skousen, 2004. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 1, Cetakan 1, Buku 1, Tim Penerjemah Penerbit Salemba Empat, Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis, Edisi 3, Cetakan 1, CV Alfabeta, Bandung.
Supranto, J., 2000. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi 6, Cetakan 1, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.
Umar, Husein, 2003. Metode Riset Akuntansi Terapan, Edisi 1, Cetakan 3, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Warren, Carl, S., James M. Reeve, Philip E. Fess, 2006. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Cetakan 1, Buku 1, Penerjemah Aria Farahmita, Amanugrahani., dan Taufik Hendrawan, Salemba Empat, Jakarta.