Rotating X-Steel Pointer

Kamis, 02 Juni 2011

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah sistem yang bertujuan membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial & nonfinansial.

Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian, karena organisasi dapat menetapkan reward & punishment.

Maksud pengukuran kinerja sektor publik:
1.      Membantu memperbaiki kinerja pemerintah
2.      Digunakan untuk pengalokasian sumber daya & pembuatan keputusan
3.      Mewujudkan pertanggungjawaban publik & memperbaiki komunikasi kelembagaan
Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, artinya tidak ada indikator tunggal untuk menunjukkan kinerja, dan banyak bersifat intangible output.

Tujuan sistem pengukuran kinerja:
1.      Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.
2.      Menyeimbangkan ukuran kinerja finansial & non-finansial.
3.      Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah, serta memotivasi pencapaian goal congruence.
4.      Alat mencapai kepuasan individu maupun kolektif yang rasional.

Manfaat pengukuran kinerja:
1.       Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja.
2.       Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
3.       Memonitor & mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
4.       Dasar memberikan reward & punishment secara objektif yang diukur dengan ukuran kinerja yg disepakati.
5.       Alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
6.       Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi
7.       Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
8.       Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara objektif



INFORMASI YG DIGUNAKAN UNTUK PENGUKURAN KINERJA

INFORMASI FINANSIAL
Penilaian kinerja finansial dilakukan dengan menganalisis varians antara kinerja aktual dengan yang dianggarkan.

Analisis Varians:
1. Varians Pendapatan
            2. Varians Pengeluaran/Belanja
            3. Varians Pembiayaan

Setelah analisis varians dilanjutkan dengan mengidentifikasi sumber penyebab terjadinya varians tersebut (apa, siapa / bagian mana, kenapa, dan bagaimana).
Keterbatasan analisis varians diantaranya adalah kesulitan menetapkan batasan besarnya varians.

INFORMASI NON-FINANSIAL
Informasi non-finansial dapat menambah keyakinan terhadap kualitas proses pengendalian manajemen.
Teknik pengukuran kinerja yang komprehensif dan banyak dipakai atau dkembangkan di berbagai organisasi adalah Balanced Scorecard.

Pengukuran dengan Balanced Scorecard melibatkan aspek:
1.      Perspektif Finansial
2.      Perspektif Kepuasan Pelanggan
3.      Perspektif Efisiensi Proses Internal
4.      Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan

Jenis informasi non-finansial dapat dinyatakan dalam bentuk variabel kunci (key variable) atau key success factor/key result factor/pulse point.

Variabel kunci adalah variabel yang mengindikasikan faktor-faktor yang menjadi penyebab kesuksesan organisasi.

Karakteristik variabel kunci:
1.      Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan & keagalan organisasi
2.      Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat
3.      Perubahannya tidak dapat diprediksi
4.      Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera
5.      Dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate)

PERANAN INDIKATOR KINERJA DLM PENGUKURAN KINERJA
Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.
Indikator kinerja kunci mrp sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun non-finansial


Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non-finansial.

Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward and punishment system.

Maksud dilakukannya pengukuran kinerja sektor publik :
     Membantu memperbaiki kinerja pemerintah.
     Pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
ƒ     Mewujudkan pertanggungjawaban publik dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.

Tujuan Sistem Pengukuran Kinerja :
þ     Mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up);
þ     Mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang
þ     Mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence
þ     Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

Manfaat Pengukuran Kinerja
þ     Sebagai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen
þ     Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan
þ     Sebagai media monitor, evaluasi, dan koreksi atas pencapaian kinerja
þ     Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward & punishment) secara obyektif
þ     Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan
þ     Mengidentifikasi tingkat kepuasan pelanggan
þ     Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah
þ     Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif.

Karakteristik Key Variable
v     Menjelaskan faktor pemicu keberhasilan dan kegagalan organisasi;
v     Sangat volatile dan dapat berubah dengan cepat;
v     Perubahannya tidak dapat diprediksi;
v     Jika terjadi perubahan perlu diambil tindakan segera;
v     Variabel tersebut dapat diukur, baik secara langsung maupun melalui ukuran antara (surrogate)


Membuat Sistem Pengukuran Kinerja
Langkah 1     : Memperkirakan Kesiapan Organisasi
Langkah 2     : Merumuskan Tujuan
Langkah 3     : Menyiapkan Pertanyaan Kebijakan
Langkah 4     : Mengembangkan Rencana Kerja
Langkah 5     : Memulai Orientasi dan Pelatihan
Langkah 6     : Memilih Bidang Pelayanan Yang Akan Diukur
Langkah 7     : Merumuskan Misi, Tujuan dan Sasaran
Langkah 8     : Mengenali Pengukuran
Langkah 9     : Membuat Sistem Pengumpulan Data, Analisa dan Pelaporan
Langkah 10   : Pemantuan dan Evaluasi



VALUE FOR MONEY

Value for money merupakan konsep pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu: ekonomi, efisiensi, dan efektivitas.

Ekonomi : pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.

Efisiensi : pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan input yang rendah untuk mencapai output tertentu. Efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan dengan standard kinerja atau target yang telah ditetapkan.

Efektivitas : tingkat pencapaian hasil program dengan target yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.


Manfaat Implementasi Konsep  Value for Money
Æ     Meningkatan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat sasaran
Æ     Meningkatkan mutu pelayanan publik
Æ     Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya penghematan dalam penggunan input
Æ     Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik
Æ     Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar pelaksanaan akuntanbilitas publik


LANGKAH PENGUKURAN adalah sebagai berikut :
1.      Pengukuran Ekonomi
2.      Pengukuran Efisiensi
3.      Pengukuran Efektivitas
4.      Pengukuran Outcome

Estimasi indikator kinerja, meliputi :
1.      Kinerja tahun lalu
2.      Expert judgment
3.      Trend
4.      Regresi


Elemen-Elemen Pengukuran Kinerja Value for Money
(akan di jelaskan pada Tatap Muka di Kelas)
 DAFTAR PUSTAKA
ü       Bastian Indra. Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, BPFE UGM, Yogyakarta, 2001.
ü       Ihyaul Ulum. Akuntansi Sektor Publik, UMM PRESS, Yogyakarta, 2004.
ü       Mardiasmo. Akuntansi Sektor Publik. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2002.