Rotating X-Steel Pointer

Senin, 10 Januari 2011

AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

1. Audit atas persediaan dan pergudangan penting, lama, dan kompleks:
a. Persediaan adalah bagian utama dari neraca, merupakan perkiraan terbesar yang melibatkan modal kerja.
b. Persediaan lokasinya tersebar yang menyulitkan penghitungan dan pengendalian fisik.
c. Persediaan bermacam ragam dan penilaiannya sulit.
d. Ada beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima.

2. Fungsi-fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan:
a. Memproses Purchase Order.
Meminta bagian pembelian untuk mengorder barang persediaan, permintaan dapat diajukan oleh pegawai gudang. Pengendalian atas permintaan pembelian dan order pembelian yang terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian dari siklus perolehan dan pembayaran.
b. Menerima Bahan Baku Baru.
Menerima barang yang diorder disertai laporan penerimaan barang. Pengendalian dan penghitungan perlu untuk semua transfer.
c. Menyimpan Bahan Baku.
Barang yang diterima dari bagian penerimaan disimpan di gudang sampai saatnya dibutuhkan untuk proses produksi. Persediaan perpetual di-update dan membukukan perpindahan dari perkiraan bahan baku ke barang dalam proses.
d. Memproses Barang.
Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi dan barang rusak sehingga catatan akuntansi mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang akurat. Sistem Akuntansi Biaya merupakan fungsi proses barang. Setelah pekerjaan selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi.
e. Menyimpan Barang Jadi.
Barang jadi disimpan di gudang menunggu pengiriman. Pengendalian fisik dengan memisahkan barang dalam beberapa area dengan akses terbatas. Pengendalian biasanya dianggap bagian siklus penjualan dan penerimaan kas.
f. Mengirim Barang Jadi.
Tiap pengiriman / pengeluaran barang harus didukung dokumen pengiriman yang diotorisasi.
g. Berkas Induk Persediaan Perpetual.
Berkas induk persediaan perpetual memasukkan informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

3. Berkas induk persediaan perpetual merupakan catatan yang memuat informasi mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual, dan yang tersimpan atau informasi mengenai biaya per unit.

4. Bagian-bagian audit atas persediaan:
a. Memperoleh dan Mencatat Bahan Baku, Biaya Buruh dan Overhead.
Bagian ini meliputi pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku dan penyimpanan bahan tersebut. Internal control fungsi ini dipahami dan diuji sebagai pengujian atas pengendalian, dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus perolehan & pembayaran dan siklus penggajian & kepegawaian.
b. Transfer Aktiva Tetap.
Bagian ini mencakup fungsi pemrosesan barang dan menyimpan barang jadi. Dilakukan pengujian tersendiri atas siklus persediaan dan pergudangan.
c. Pengiriman dan Pencatatan Pendapatan dan Biaya.
Bagian ini mencakup pencatatan pengiriman barang. Pemahaman dan pengujian internal control dilakukan sebagai audit atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas transaksi berupa akurasi berkas induk persediaan perpetual.
d. Pengamatan Fisik Persediaan.
Pengamatan penghitungan fisik pesediaan diperlukan untuk menentukan apakah persediaan yang tercatat benar-benar ada pada tanggal neraca dan dihitung dengan benar.
e. Menilai Harga dan Mengkompilasi Persediaan.
Biaya yang digunakan untuk menilai persediaan diuji dengan pengujian harga. Hasil perhitungan fisik jumlah dan harga yang dicatat diuji dengan pengujian kompilasi.

5. Pengendalian Akuntansi Biaya adalah hal-hal yang berkaitan dengan persediaan fisik dan biaya yang terkait dari titik dimana bahan baku diminta pengorderannya sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan ke gudang.
Pengendalian ini dibagi dua kategori:
a. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
1) Penggunaan gudang yang terpisah dengan akses yang terbatas
2) Penugasan pegawai tertentu
3) Dokumen prenumbered untuk otorisasi pemindahan persediaan
4) Berkas induk persediaan perpetual
b. Pengendalian atas biaya yang berkaitan.
1) Catatan biaya yang memadai.

6. Pengujian atas Akuntansi Biaya.
Dalam mengaudit akuntansi biaya auditor berkepentingan dengan empat aspek:
a. Pengendalian fisik
Pengujian dibatasi pada pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci dan ditangani oleh pegawai yang kompeten.
b. Dokumen dan catatan pemindahan persediaan.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang dicata benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.
c. Berkas induk persediaan perpetual.
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
d. Catatan biaya per unit.
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.

7. Prosedur analitis dalam siklus ini
1. Bandingkan persentase margin bruto dengan tahun lalu.
2. Bandingkan perputaran persediaan [HPP/ rata-rata persediaan] dengan tahun lalu.
3. Bandingkan biaya per unit persediaan dengan tahun lalu.
4. Bandingkan nilai persediaan dengan tahun lalu.
5. Bandingkan biaya manufaktur tahun berjalan dengan tahun lalu.

8 Pengujian terinci untuk siklus persediaan
Pengujian terinci ini dibahas dalam du aspek, yaitu:
a. pengamatan fisik
b. penetapan harga dan kompilasi

9 Pengamatan fisik persediaan
a. Pengendalian Intern:
• Petunjuk yang jelas mengenai penghitungan fisik
• Verifikasi intern yang independen atas perhitungan
• Rekonsiliasi independen antara hasil penghitungan dengan berkas perpetual
• Pengendalian yang cukup atas kertas kerja
b. Keputusan Audit
• Memilih prosedur audit
• Saat pelaksanaan
• Ukuran sampel
• Pemilihan pos atau unsur.
c. Pengujian Pengamatan Fisik
Auditor harus:
• Hadir saat penghitungan fisik.
• Memahami jenis usaha klien
• Menelusuri semua bagian dimana persediaan digudangkan
• Membandingkan persediaan bernilai tinggi ke angka penghitungan tahun sebelumnya dan berkas induk persediaan perpetual.

10. Audit penetapan harga dan kompilasi
Penetapan harga mencakup semua pengujian atas biaya per unit apakah sudah tepat. Sedangkan kompilasi mencakup seluruh pengujian atas pengikhtisaran penghitungan fisik, perkalian harga dengan kuantitas, penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran saldo ke buku besar.
a. Pengendalian Penetapan Harga dan Kompilasi.
• Penggunaan biaya standar
• Penelaahan biaya per unit
• Penelaahan persediaan yang rusak, usang, perputarannya lambat atau salah saji.
• Dokumen dan catatan yang memadai dari penghitungan fisik
• Verifikasi intern oleh personel yang cakap dan independen
• Kartu persediaan prenumbered.
b. Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi.
Kerangka acuannya adalah daftar persediaan yang didapat dari klien.
c. Penilaian Persediaan
Metode penetapan harga harus sesuai dengan GAAP, konsisten dan mempertimbangkan nilai pasar dengan nilai penggantian.

11. Pemaduan pengujian
1. Pengujian atas siklus perolehan dan pembayaran.
2. Saat verifikasi perolehan, biaya pembelian dapat mengalir langsung ke HPP, persediaan akhir bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
3. Pengujian atas siklus penggajian dan kepegawaian.
4. Saat verifikasi biaya buruh, pencatatan biaya akuntansi untuk upah buruh langsung dan tidak langsung dapat diuji dengan siklus ini.
5. Pengujian atas siklus penjualan dan penerimaan kas.
6. Audit unuk penyimpanan barang jadi, pengiriman HPP standar dilakukan dengan siklus ini.
7. Pengujian atas akuntansi biaya.
8. Dimaksudkan untuk verifikasi pengendalian yang mempengaurhi persediaan tetapi tidak diverifikasi dalam ketig siklus diatas.
9. Persediaan fisik, kompilasi, penetapan harga.
10. Audit ini penting karena kekeliruan pada salah satu menyebabkan salah saji persediaan dan HPP.



AUDIT SIKLUS PRODUKSI DAN SIKLUS PERSONALIA

Rangkuman
1. Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual.
2. Siklus produksi mempengaruhi beberapa siklus lainnya, yaitu:
• Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan biaya overhead lainnya.
• Siklus personalia dalam biaya tenaga kerja.
• Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus produksi dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu:
1. Program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur.
2. Program audit untuk pengujian pengendalian aktivitas penghitungan fisik persediaan.

Transaksi manufaktur merupakan transaksi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Prosedur yang terkait dengan transaksi manufaktur adalah:
1. Order produksi.
2. Permintaan dan pengeluaran barang gudang.
3. Retur barang gudang.
4. Pencatatan biaya tenaga kerja.
5. Pencatatan pembebanan overhead pabrik serta biaya produk selesai.
6. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum.
7. Fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur adalah:
1. Fungsi penjualan.
2. Fungsi otorisasi produksi.
3. Fungsi produksi.
4. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
5. Fungsi gudang.
6. Fungsi akuntansi biaya.
7. Fungsi akuntansi umum.
8. Dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi manufaktur adalah:
1. Surat Order Produksi.
2. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang.
3. Kartu jam kerja.
4. Bukti pengembalian barang ke gudang.
5. Bukti Memorial (jurnal voucher).
6. Bukti kas keluar.
7. Laporan produk selesai.

Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur dilaksanakan melalui beberapa tahap berikut ini:
1. Pemahaman terhadap fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur.
2. Pemahaman terhadap dokumen dan catatan yang terkait pada transaksi manufaktur.
3. Penentuan kemungkinan salah saji potensial pada transaksi manufaktur.
4. Penentuan aktivitas pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial pada transaksi manufaktur.
5. Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian.
6. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian pada transaksi manufaktur.

Rangkuman
Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan yang digunakan adalah persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi.

Pengujian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan persediaan adalah:
1. Pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan.
2. Pengujian substantif terhadap saldo persediaan.

Sebelum menyusun program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan, terdapat beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu yaitu sistem pengendalian intern yang terkait dengan aktivitas tersebut meliputi:

Fungsi yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu:
1. Tim penghitungan fisik persediaan.
2. Fungsi akuntansi biaya.
3. Fungsi akuntansi umum.
4. Prosedur yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan yaitu:
1. Penghitungan fisik.
2. Kompilasi.
3. Penentuan kos persediaan.
4. Adjustment kos persediaan.
5. Dokumen yang terkait dengan aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah:
1. Kartu penghitungan fisik.
2. Bukti memorial.
3. Daftar hasil penghitungan fisik.
4. Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah:
1. Buku pembantu persediaan.
2. Jurnal umum.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan meliputi:
1. Mempelajari instruksi yang digunakan untuk penghitungan fisik persediaan.
2. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan.
3. Melakukan hitung uji (test count).
4. Melakukan pengujian kompilasi (compilation test).
5. Melakukan pengujian kos (pricing test).
6. Melakukan adjustment test.

Program audit untuk pengujian substantif terhadap saldo persediaan meliputi:
1. Melakukan prosedur audit awal.
2. Melakukan prosedur analitik.
3. Melakukan pengujian terhadap transaksi rinci.
4. Melakukan pengujian terhadap saldo akun rinci.
5. Melakukan verifikasi penyajian dan pengungkapan.

Rangkuman
Siklus personalia meliputi kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi kepada pimpinan dan pegawai organisasi/perusahaan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus personalia adalah fungsi personalia, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi yang terdiri dari:
1. Fungsi penerimaan pegawai.
2. Fungsi pencatat waktu.
3. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah.
4. Fungsi pembuat bukti kas keluar.
5. Fungsi pembayar gaji dan upah.
6. Fungsi akuntansi biaya.
7. Fungsi akuntansi umum.

Tujuan audit terhadap siklus personalia dikelompokkan menjadi tujuan audit kelompok transaksi dan tujuan audit saldo akun yang ditentukan berdasarkan atas 5 (lima) asersi laporan keuangan yaitu: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi dan penyajian dan pengungkapan.
Dokumen yang digunakan dalam siklus personalia adalah:
1. Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah.
2. Kartu jam hadir.
3. Kartu jam kerja.
4. Daftar gaji dan daftar upah.
5. Rekap daftar gaji dan rekap daftar upah.
6. Surat pernyataan gaji dan upah.
7. Bukti kas keluar.

Catatan yang digunakan dalam siklus personalia adalah:
1. Jurnal umum.
2. Kartu kos produk.
3. Buku pembantu biaya.
4. Kartu penghasilan karyawan.

Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus personalia dilakukan dengan mengklasifikasikan prosedur audit menurut asersi yang dituju yang meliputi: keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, penilaian dan alokasi.
Program audit untuk pengujian substantif terhadap berbagai saldo akun yang terkait dengan siklus personalia meliputi:
1. Melakukan prosedur analitik.
2. Melakukan penghitungan kembali utang gaji dan upah.
3. Melakukan verifikasi terhadap kompensasi bagi eksekutif.


KASUS PERSEDIAAN
• Seorang direktur penjualan dari sebuah perusahaan produk elektronik tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatannya ketika ditanyakan mengenai adanya keanehan dalam data-data penjualan. Setelah dilakukan investigasi, ternyata mantan direktur tersebut terlibat dalam proses penjualan yang ternyata palsu. Modus pola fraud dilakukan dengan: Kuitansi penjualan atas nama pembeli tertentu dibuat Tagihan palsu dikeluarkan. Barang persediaan dikeluarkan dari gudang penyimpanan seolah-olah akan dikirimkan ke pembeli (barang tersebut kemudian dijual sendiri oleh direktur keuangan dan uangnya masuk ke kantong pribadi). Penjualan dicatat dalam sistem akuntansi dan beberapa waktu kemudian dihapuskan sebagai ‘non-inventory return credits’ atau retur penjualan non-persediaan.
Latar Belakang Masalah

Dua sahabat; Suzette Washington (SW) dan Paula Kaye (PK) bekerja pada sebuah toko pakaian bernama Bertolini’s, yang melayani pakaian remaja pria dan wanita. Keduanya masih berstatus sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di Amerika Tenggara, yang letaknya tidak jauh dari Bertolini’s. Suzette Washington (SW) adalah seorang mahasiwa jurusan akuntansi, sedangkan Paula Kaye (PK) kuliah di jurusan pemasaran. Di Bertolini’s, Suzette Washington (SW) bekerja sebagai karyawan di bagian persediaan, sedangkan Paula Kaye (PK) sebagai karyawan di bagian pemasaran. Dalam perusahaan tersebut, selain bagian personalia, hampir seluruh karyawannya masih berstatus sebagai mahasiwa.
Suatu ketika, perusahaan mulai mengalami penyusutan jumlah persediaan pakaian pria pada tiga departemen. Supervisor SW, yang merupakan asisten manajer toko, yakin bahwa ada karyawan bagian penjualan yang telah melakukan pencurian. Dari rumor yang beredar di perusahaan, terdapat dua orang karyawan, yaitu Alex (Al) dan Matt (M), sebagai pelaku pencurian tersebut. Alex dan Matt mencuri beberapa barang setiap minggunya, yaitu berupa polo shirt, dasi sutera, jean, dan terkadang juga beberapa barang mahal seperti sweater rajut dan jaket sport.
Modus pencurian diketahui bahwa Alex menyembunyikan satu atau dua barang di dasar tong sampah di bawah cash register nomor 2. Selanjutnya, Matt, yang setiap malam bertugas membuang sampah ke luar, mengambil barang-barang yang disembunyikan tersebut dan menyimpan di mobilnya. Atas rumor tersebut, Suzette Washington (SW) akan melaporkan ke manajemen perusahaan, namun Paula Kaye (PK) tidak sependapat, dengan alasan hal itu hanya berupa rumor, tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Apabila dilaporkan ke manajer, akan menimbulkan banyak pertanyaan, dan akan melibatkan polisi. Bahkan pada akhirnya orang akan menemukan siapa yang mengatakan.
Namun demikian, sebulan kemudian, manajemen memperoleh surat kaleng yang menyebutkan adanya dua orang pencuri dalam toko tersebut. Atas hal tersebut, Bertolini’s menyewa detektif untuk menyelidiki masalah tersebut. Setelah dilakukan penyidikan diketahui bahwa memang pencurian dilakukan oleh Alex dan Matt, dengan total nilai pakaian yang dicuri selama lebih dari empat minggu adalah sebesar $500.

Atas permasalah tersebut dapat diketahui bahwa:
a. Bertolini’s merupakan toko pakaian dengan skala besar, dan tentu saja mempunyai karyawan yang banyak pula. Selain bagian personalia, sebagian besar karyawannya adalah mahasiswa. Dengan demikian, karyawan yang berstatus mahasiwa bukan merupakan karyawan tetap, sehingga memungkinkan kurangnya loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Dimana hal ini dapat terjadi karena mahasiswa yang bekerja di Bertolini’s, tujuan utamanya mencari penghasilan untuk membiayai kuliah. Dengan demikian, rasa memiliki terhadap perusahaan sangatlah kecil, atau bahkan tidak ada. Hal ini ditunjukkan dengan tidak adanya keinginan dan keberanian dari karyawan yang mengetahui adanya kecurangan dalam perusahaan untuk mengungkapkannya kepada manajemen perusahaan.

b. Sistem pengendalian pada perusahaan masih sangat lemah. Hal ini diketahui dari adanya penyusutan jumlah persediaan barang yang tidak wajar, yang tidak segera diketahui oleh manajemen. Hal ini menunjukkan bahwa pengendalian persediaan barang pada perusahaan serta pengendalian pendapatan masih sangat lemah. Dimana persediaan barang yang berkurang tidak seimbang dengan jumlah barang yang terjual.

c. Pihak manajemen perusahaan kurang tanggap terhadap permasalahan yang ada. Dimana ditunjukkan dengan adanya rumor pencurian oleh karyawan, bahkan sudah diketahui pula modusnya, namun tidak segera ditindaklanjuti oleh pihak manajemen. Namun, setelah mendapat surat kaleng, barulah manajemen mulai bertindak. Sikap kehati-hatian manajemen tersebut mengakibatkan manajemen kurang peka terhadap permasalahan dalam perusahaan.









Landasan Teori

Sistem Pengendalian Internal (SPI)
Adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan yaitu keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang undang dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi
Pengendalian internal atas penjagaan aktiva terhadap perolehan, penggunaan atau pelepasan yang tidak diotorisasi juga penting, dan bisa termasuk pengendalian yang berkaitan dengan tujuan pelaporan keuangan dan operasi.

Keterbatasan SPI Perusahaan :
a) Kesalahan dalam pertimbangan
Manajemen dan personil melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis atau dalam melakukan tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu atau penyebab lainnya
b) Kemacetan
Kemacetan pada pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti dengan instruksi atau melakukan kesalahan karena kecerobohan, kebingungan atau kelelahan. Perpindahan personil sementara atau tetap atau perubahan sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.
c) Kolusi
Kolusi atau persengkongkolan yang dilakukan oleh seorang pegawai dengan pegawai lainnya atau dgn pelanggan atau pemasok bisa tidak terdeteksi oleh SPI.
d) Pelanggaran oleh manajemen
Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur untuk tujuan tidak sah seperti keuntungan pribadi/membuat laporan keuangan menjadi tampak baik.
e) Biaya dan manfaat
Biaya penyelenggaraan suatu SPI seyogyanya tidak melebihi manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut



Komponen-komponen SPI
a) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya dengan menciptakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa faktor diantaranya integritas dan nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dewan komisaris dan komite audit, falsafah manajemen dan gaya operasi, struktur organisasi, penetapan kewenangan dan tanggungjawab,kebijakan dan praktik di bidang sumberdaya manusia.
b) Perhitungan resiko.
untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis dan pengelolaan resiko suatu perusahaan berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum
c) Informasi dan komunikasi
Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan yang mencakup sistem akuntansi terdiri dari metoda dan catatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi perusahaan dan menyelenggarakan petanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan SPI atas pelaporan keuangan.
d) Aktivitas pengendalian
Adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencatat tujuan perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
e) Pemonitoran
Adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja SPI sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan kondisi telah dilakukan.

Faktor yang harus dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana menerapkan masing-masing komponen SPI dalam perusahaan kecil dan menengah :
•Besarnya satuan usaha
•Karakteristik oganisasi dan kepemilikan
•Sifat kegiatan usaha
•Keanekaragaman dan kompleksitas operasi
•Metode pengolahan data
•Persyaratan perundang-undangan yang telah harus dipatuhi

Pengendalian Persediaan
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat kategori aktivitas yaitu :
a) Pemisahan tugas, pengendalian tugas, pengendalian umum dan pengendalian aplikasi
b) Pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat
c) Pengendalian fisik
d) Penelaahan kinerja dan akuntabilitas

Fungsi- fungsi dan pengendalian terkait :
a) Memulai produksi
•Merencanakan dan mengenalikan produksi
•Mengeluarkan bahan baku
b) Memindahkan barang
•Memroses barang dalam produksi
•Memindahkan pekerjaan yang sudah selesai ke barang jadi
•Melindungi persediaan
c) Mencatat transaksi pabrikasi dan persediaan
•Menentukan dan mencatat biaya pabrikasi
•Menjaga kebenaran saldo-saldo persediaan





Kode Etik atau Etika Profesional

Etika umum
Etika umum (general ethics) berusaha menangani pertanyaan semacam itu dengan mencoba mendefinisikan apa yang dimaksud dengan baik bagi seseorang atau masyarakat dan mencoba menetapkan sifat dari kewajiban atau tugas yang harus dilakukan oleh seseorang bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Ada dua kelompok aliran yaitu aliran etika absolute (ethical absolute) yang mengatakan bahwa terdapat suatu standar universal yang tidak berubah selama lamanya dan berlaku bagi semua orang. Kelompok aliran yang lain disebut aliran ethical elativist atau kelompok aliran etika relatif yang mengatakan bahwa pertimbangan etika manusia ditentukan oleh perubahan kebiasaan dan tradisi dalam masyarakat dimana mereka hidup. Ada enam langkah dalam kerangka kerja :
•Mendapatkan fakta yang relevan untuk pengambilan keputusan
•Mendefisikan masalah etika dari fakta tersebut
•Menentukan siapa saja yang dapat dipengaruhi oleh keputusan tersebut dan bagaimana masing-masing dipengaruhi
•Mengidentifikasi alternatif pengambil keputusan
•Mengidentifikasi konsekuensi setiap alternatif
•Membuat pilihan yang beretika

Etika profesional
Etika profesional harus lebih dari sekedar prinsip-pinsip moral. Etika ini meliputi standar perilaku bagi seorang profesional yang dirancang untuk tujun praktis dan idelistik. Proyek visi CPA telah mengidentifikasi lima nilai inti yang dikaitkan dengan profesi CPA :
• Pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran seumur hidup
• Kompetensi
• Integritas
• Selaras dengan isu isu bisnis yang luas
• Objektivitas




Komposisi kode etik
Kode perilaku profesional AICPA yang telah direvisi dan diterima oleh sidang keanggotaan tahun 1988 terdiri dari 2 seksi sebagai berikut :
o Prinsip-prinsip menyatakan ajaran dasar perilaku etik dan memberikan kerangka kerja bagi peraturan-peraturan
o Peraturan Perilaku yang menetapkan standar minimum perilaku yang dapat diterima dalam pelaksanaan pelayanan profesional.
Sebagai tambahan atas kedua seksi dari kedua kode tersebut maka komite eksekutif divisi etika profesional mengeluarkan pengumuman sebagai berikut :
o Interpretasi peraturan perilaku yang menyediakan pedoman tentang lingkup dan penerapan peraturan spesifik.
o Ketetapan etika yang menunjukan penerapan peraturan perilaku dan interpretasi pada kondisi nyata tertentu.
Para anggota yang menyimpang dari interpretasi atau ketetapan etika harus memberikan penjelasan dan alasan penyimpangan tersebut pada rapat dengar pendapat disiplin.

Prinsip – Prinsip :
Tanggung jawab
Dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional, para anggota harus mewujudkan kepekaan profesional dan pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka
Kepentingan publik
Para CPA harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan yang mendahulukan kepentingan publik, menghargai kepercayaan publik dan menunjukkan komitmen pada profesionalisme
Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat, para CPA harus melaksanakan semua tanggungjawab profesional dengan integritas tertentu
Objektivitas dan independensi
Seorang CPA harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari pertentangan kepentingan dalam melakukan tanggungjawab profesional. Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik harus bersikap independen dalam kenyataan dan penampilan pada waktu melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya

Kecermatan dan keseksamaan
Seorang CPA harus mengamati standar teknis dan etika profesi terus meningkatkan kompetensi serta mutu jasa dan melaksanakan tanggungjawab profesional dengan kemampuan terbaik
Lingkup dan sifat jasa
Seorang CPA yang berpraktik sebagai akuntan publik, harus mematuhi prinsip-prinsip kode perilaku profesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang diberikan

Peraturan Perilaku
Peraturan 101 – Independensi
Seorang CPA yang berpraktik publik harus bersikap independen dalam melaksanakan jasa profesional sebagaimana disyaratkan oleh standar resmi yang di umumkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan
Peraturan 102 – Integritas dan Objektivitas
Dalam pelaksanaan setiap jasa profesional, seorang CPA harus menjaga objektivitas, integritas dan harus bebas dari pertentangan kepentingan dan tidak diperbolehkan menyajikan fakta atau mensubordinasi pertimbangannya kepada pihak lain.
Peraturan 201 – Standar Umum
Setiap anggota harus memenuhi standar berikut dan setiap interpetasi dari badan-badan yang ditunjuk oleh dewan.
a) Kompetensi profesional.
Hanya melaksanakan jasa profesional yang diyakininya dapat diselesaikan oleh anggota atau KAP dengan kompetensi profesional
b) Penggunaan kemahiran profesional
Mempergunakan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan setiap jasa profesional
c) Perencanaan dan supervisi
Merencanakan dengan cermat dan mengawasi jalannya pelaksanaan jasa profesional



d) Data relevan yang mencukupi
Memperoleh data relevan yang mencukupi agar mendapatkan dasar yang layak untuk membuat kesimpulan atau memberi rekomendasi yang berkaitan dengan setiap jasa pofesional yang dilaksanakan.
Peraturan 202 – Kepatuhan terhadap standar
Seorang CPA yang melaksanakan auditing, review, kompilasi, konsultan manajemen perpajakan atau jasa profesional lainnya harus mematuhi standar dan setiap interpretasi yang diterbitkan oleh badan yang ditunjuk oleh dewan
Peraturan 203 – Prinsip prinsip akuntansi
Seorang CPA tidak dibenarkan untuk menyatakan pendapat atau menyatakan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi material yang telah dilakukan pada laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang telah ditetapkan oleh badan berwenang yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun prinsip yang mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data.
Peraturan 301 – Informasi rahasia klien
Setiap anggota yang melakukan praktik tidak diperkenankan untuk mengungkapkan semua informasi rahasia klien tanpa izin khusus dari klien. Peraturan ini tidak boleh diartikan sebagai :
a) Membebaskan seorang anggota dari kewajiban profesionalnya sesuai peraturan 202 dan 203
b) Untuk mempengaruhi dengan cara apapun kewajiban anggota untuk mematuhi permintaan atau panggilan pengadilan yang sah dan berlaku atau melarang anggota mematuhi ketentuan dan peraturan pemeintah yang berlaku
c) Untuk menghalangi review atas praktik profesional anggota menurut wewenang AICPA atau masyarakat CPA negara bagian atau dewan akuntansi
d) Menghindarkan seorang anggota dari pernyataan keberatan atau kewajiban untuk menjawab permintaan keterangan yang diajukan divisi etika profesional atau badan pengadilan institut atau badan inestigasi dan disiplin dari masyarakat CPA negara bagian atau dewan akuntansi.



Peraturan 302 – Honor Kontinjen
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk :
a) Melaksanakan jasa profesionalnya dengan menerima honor kontinjen atau imbalan semacam itu dari klien yang CPA atau KAP yang juga melaksanakan suatu audit atau review atas laporan keuangan, suatu kompilasi lapoan keuangan dimana anggota mengharapkan atau mungkin mengharapkan adanya pihak ketiga yang akan menggunakan laporan keuangan dan laporan kompilasi yang tidak mengungkapkan kurangnya independensi
b) Membuat dasar pemberitahuan pajak penghasilan perdana atau yang telah diperbaiki atau klaim atas pengembalian pajak untuk honor kontinjen
Peraturan 501 – Tindakan yang mendiskreditkan
Seorang CPA tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang mendiskreditkan profesi yaitu tindakan yang dilakukan anggota yang dapat merusak atau mengganggu reputasi dan integritas profesi. Dalam interpretasi yang tergolong tindakan tercela yaitu :
a) Menahan catatan klien serta kertas kerja auditor seperti catatan tentang ayat-ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk melengkapi catatan klien
b) Diskiminasi dalam pekerjaan
c) Kegagalan dalam memenuhi standar dan prosedur lainnya atau persyaratan lainnya dalam audit pemerintahan
d) Kelalaian dalam penyusunan laporan keuangan
e) Kegagalan dalam memenuhi persyaratan badan pemerintahan, komisi atau lembaga pengatur dalam melaksanakan jasa atestasi
f) Permohonan atau pengungkapan petanyaan pemeriksaan CPA berikut jawabannya.
Peraturan 502 – Periklanan dan bentuk solisitasi lainnya
Setiap anggota yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan untuk mendapatkan klien dengan cara memasang iklan atau bentuk solisitasi lainnya dalam segala hal yang salah, menyesatkan atau menipu. Solisitasi dengan cara memaksa yang melampaui batas atau melecehkan dilarang.
Peraturan 503 – Komisi dan honor referal
a) Larangan komisi
Seorang CPA yang melakukan praktik publik tidak diperkenankan memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa pihak lain kepada klien demi mendapatkan komisi atau mendapatkan komisi atau memberikan rekomendasi atau referensi produk atau jasa yang disediakan oleh klienuntuk mendapatkan komisi atau menerima komisi ketika CPA atau KAP melaksanakan jasa lainnya.
b) Pengungkapan komisi yang diperkenankan
Seorang CPA dalam praktik audit yang tergolong tidak dilarang oleh peraturan ini untuk melaksanakan jasa dengan imbalan komisi atau menerima komisi atau yang dibayar atau mengharapkan untuk dibayar dengan komisi harus mengungkapkan fakta ini kepada setiap orang atau entitas kepada siapa CPA merekomendasikan atau merupakan produk atau jasa yang berkaitan dengan komisi tersebut
c) Honor referal
Seorang CPA yang menerima hono referal karena merekomendasikan atau merujuk jasa CPA apapun kepada setiap orang atau entitas atau yang membayar honor referal untuk mendapatkan klien harus mengungkapkan hal tesebut kepada klien
Peraturan 505 – Bentuk organisasi dan nama
Seorang CPA dapat membuka praktik KAP hanya dalam bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum dan peraturan negara bagian yang cirinya sesuai dengan ketentuan dari resolusi dewan. Seorang CPA tidak diperkenankan membuka praktik KAP dengan nama yang dapat menyesatkan. Nama dari satu atau lebih pemilik yang lama dapat dicantumkan dalam nama kantor oganisasi penerus. Sebuah kantor tidak dapat menyebut dirinya sendiri sebagai “anggota american institute of certified public accountants”. Kecuali semua partner atau pemiliknya adalah anggota dari lembaga tersebut













Pembahasan
(Jawaban atas pertanyaan dalam kasus tersebut)

a. Bila berada dalam situasi seperti yang dialami oleh Suzette Washington (SW) , maka hal yang akan dilakukan adalah segera melaporkan kepada manajemen dan supervisor yang bertindak sebagai asisten manajer toko. Karena pencurian terhadap persediaan yang terjadi adalah material jumlahnya. Semakin cepat pencurian tersebut diketahui, akan semakin cepat pula pengendalian internal diperbaiki dan aktiva perusahaan diamankan. Jika hal tersebut dibiarkan dan tidak dilaporkan maka lama kelamaan akan dapat menyebabkan kerugian.

b. Sangat tepat apabila Suzette Washington (SW) segera melaporkan pencurian tersebut kepada manajer toko. Hal itu bukan merupakan hal yang tidak etis, namun merupakan tindakan dalam rangka menjaga etika profesional seorang pegawai terhadap perusahaan dimana ia bekerja selain itu agar going concern perusahaan tetap terjaga. Hendaknya karyawan loyal terhadap perusahaan atau tempat dimana dia bekerja. Dalam etika profesional terdapat prinsip-pinsip yaitu tanggung jawab, kepentingan publik, integritas, objektivitas dan independensi, kecermatan dan keseksamaan, lingkup dan sifat jasa.

c. Bagian Accounting mempunyai tanggung jawab besar karena berhubungan dengan keuangan dimana dia bertugas untuk mencatat, mengidentifikasi sampai dengan melaporkannya. Oleh karena itu hendaknya haruslah orang yang jujur dan bertanggungjawab agar tidak melanggar etika atau terjadi manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan sehingga kredibilitas perusahaan dapat tetap terjaga. Dalam sebuah perusahaan accounting akan menyusun neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal dan arus kas. Dimana nantinya laporan keuangan tersebut akan dipublikasikan dan digunakan oleh pengguna laporan keuangan yaitu manajemen, karyawan, bank, kreditur, investor, pemerintah dll.





d. Bertolini mempunyai pengendalian intern yg kurang baik. Seharusnya :
•Ada pencatatan terhadap keluar masuknya persediaan
•Penyimpanan persediaan dan penggunaan gudang atau ruang yang terkunci dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi saja merupakan hal yang penting dalam melindungi aktiva dan untuk meminimalkan terjadinya pencurian.
•Seharusnya dilakukan perhitungan persediaan dan pengecekan jumlah barang di setiap hari atau setiap minggu (secara periodik) yang independen, pembandingannya dengan catatan tentang jumlah dan kepemilikan. Hal itu dilakukan agar jika terjadi ketidaksesuaian antara kuantitas pesediaan yang tercatat dengan kuantitas yang ada ditangan (terjadi kehilangan inventori) dapat terdeteksi sedini mungkin.
•Komputer mengecek kesesuaian antara catatan tambahan dan akun-akun pengendali karena nilai yang tercatat persediaan dalam buku besar pembantu atau file induk mungkin tidak sesuai dengan akun-akun pengendali (untuk menjaga kebenaran saldo persediaan)
•Di adakannya Inspeksi kondisi persediaan secara periodik, laporan aktivitas persediaan periodik untuk menelaah kinerja manajemen. Hal ini dilakukan untuk menghindari pencatatan persediaan dengan jumlah yang melebihi nilai pasar
•Tingkat manajemen yang berwenang memantau tingkat produksi, biaya produksi dan kewajaran tingkat persediaan dibandingkan dengan volume penjualan. Hal ini perlu dilakukan karena manajemen mungkin tidak bertanggungjawab atas sumberdaya persediaan sehingga menimbulkan berbagai salah saji dalam laporan keuangan
•Proteksi terhadap barang dalam proses dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh penyelia dan petugas keamanan perusahaan, pemberian label pada barang dan penggunaan tiket perpindahan bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses di sekitar perusahaan.



PERSEDIAAN
Posted on Januari 2, 2008 by Achun

Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan (HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR
Untuk mencatat taransaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodik/Phisical Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur penjualan.
PERIODE AWAL
Perobahan persediaan (Harga Pokok) 999,999.99
Persediaan 999,999.99

PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok) 999,999.99
Ppn 999,999.99
Utang / Kas 999,999.99


PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank 999,999.99
Penjualan 999,999.99
Ppn 999,999.99

AKHIR PERIODE
Persediaan 999,999.99
Perubahan Persediaan (Harga Pokok) 999,999.99

Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian. Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di print_out maupun secara visual.
A. WAKTU PEMBELIAN
Persediaan 999,999.99
Ppn 999,999.99
Utang/Kas/Bank 999,999.99

B. WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)
Persediaan barng dalam proses 999,999.99
Pesediaan bahan baku 999,999.99

C. PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi 999,999.99
Persediaan Dalam Proses 999,999.99
PENJUALAN
1. Harga Jual
Piutang/Kas/Bank 999,999.99
Penjualan 999,999.99
Ppn 999,999.99

2. Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan 999,999.99
Persediaan Barang yang dijual 999,999.99

PENYESSUAIAN AKHIR
1. JIKA SALDO SEMENTARA < STOCK OPNAME Koreksi persediaan/Barang dalam proses 999,999.99 Koreksi pemakaian bahan 999,999.99 2. JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan 999,999.99
Persediaan/Barang dalam prosess 999,999.99

Walaupun system perpetual menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan buku.
Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
Menentukan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)
Harga Pokok (Cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan industri maupun perusahaan dagang, transaksi menyangkut persediaan adalah hal pokok yang menyangkut sebagian besar system akuntansi. Untuk itu perlu dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
Subs system yang secara langsung berkaitan dengan persediaan adalah Accounts Payable, Accounts Receivable sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung dan dapat pula tidak.
Subs System Inventory, Purchase dan Invoice biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar pecatatan ke buku besar buku jurnal.
Persediaan dicatat melalui jurnal Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya adalah tugasnya komputer.