Seorang akuntan sering memanfaatkan suatu peristiwa yang belum diatur atau belum memiliki ketetapan dalam standar akuntansi. Aktifitas ini sering disebut sebagai “Creative Accounting”. Namun dalam perkembangannya aktifitas “creative accounting” sering dikonotasikan negatif yang diawali dengan peristiwa manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh Enron dan Worldcom. Sebenarnya “Creative Accounting” dibenarkan dan dilegalkan sepanjang tidak menyalahi standar akuntasi yang berlaku umum dan perusahaan dapat menerapkannya.
When I coach clients on their tax strategy to legally reduce their taxes, many of the strategies require monitoring throughout the year. The monitoring serves two primary purposes:
#1 To Monitor the Numbers
Many tax strategies are based on income and expenses being at certain levels. It is not uncommon for these numbers to change during the year. Certain changes can impact the effectiveness of the tax strategy so it is critical to know if the numbers change so changes can be made to the tax strategy.
#2 To Monitor the Documentation
Part of the tax coaching I do with clients includes coaching them on how to document the transactions, the activity, the income and expenses that impact their tax strategy. Proper documentation increases the accuracy of the information my clients provide to me to do tax planning and prepare their tax returns. It also provides the support the IRS would want to see if my client is audited. Part of my mid-year planning process includes checking in with my clients on how their documentation is coming along.
What is your system to make sure you monitor your taxes throughout the year?
If you don't have a system to monitor your taxes throughout the year, you need one and here is why:
Have you ever met with a CPA or tax preparer and been told you could have done something about a tax problem if only you had acted before the end of the year?
And while year end tax planning has its place in a tax strategy, often times there is simply not enough time at the end of the year to get the best tax results. That's why mid-year tax planning is so important.
I have a system in place to make sure this monitoring happens for my clients. Part of that system includes a custom checklist designed for each specific client. Here are the top 5 questions from that checklist.
** Question #1 **
Do you need to change how your entity or entities are taxed?
Sometimes an entity is formed with the strategy that once that entity hits a certain target income, then how that entity is taxed needs to change. This can be a very costly tax mistake if it is missed!
** Question #2 **
Do you need to add an entity or restructure how your entities are owned?
Knowing the right time and the right entity for your tax strategy can often save as much as $10,000 per year in taxes.
** Question #3 **
Are your salary and distribution amounts from your S Corporation optimal?
S Corporations are the most popular entity for businesses. The mistake I see most often is S Corporation owners not balancing the amount the S Corporation pays them as salary versus distributions in order to reduce their taxes and their audit risk.
** Question #4 **
Is your accounting up to date?
If your accounting is not up to date through at least the first quarter of 2008 (March 2008), then it is not up to date and you need to take action now! Accounting is the heart of every tax strategy. Without current accounting, it is impossible to determine the tax strategies that will generate the most tax savings or if anything needs to be adjusted during the year to protect the tax savings.
** Question #5 **
Are your travel, meals and entertainment expenses properly documented?
Travel, meals and entertainment are among the most heavily scrutinized expenses. This makes proper documentation of these expenses a key part of every tax strategy.
Penyesuaian laporan keuangan komersial untuk kepentingan perpajakan pada akhir tahun sudah menjadi kewajiban bagi setiap perusahaan. Penyesuaian ini muncul karena terjadinya perbedaan pengakuan atas penghasilan dan biaya pada satu periode tertentu (tahun buku) antara pengakuan penghasilan berdasarkan PSAK dan pengakuan penghasilan berdasarkan peraturan perundangan perpajakan. PSAK hanya memberikan pedoman dalam menyusun laporan keuangan komersial dan tidak secara spesifik mengatur perlakuan akuntansi yang berkaitan dengan peraturan perundangan perpajakan. Sehingga muncullah fiscal reconciliation atas laporan keuangan komersial untuk kepentingan perpajakan.
Creative Accounting adalah semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan (Amat, Blake dan Dowd, 1999). Pihak-pihak yang terlibat di dalam proses creative accounting, seperti manajer, akuntan (sepengetahuan saya jarang sekali ditemukan kasus yang melibatkan akuntan dalam proses creative accounting karena profesi ini terikat dengan aturan-aturan profesi), pemerintah, asosiasi industri, dll.
Creative accounting melibatkan begitu banyak manipulasi, penipuan, penyajian laporan keuangan yang tidak benar, seperti permainan pembukuan (memilih penggunaan metode alokasi, mempercepat atan menunda pengakuan atas suatu transasksi dalam suatu periode ke periode yang lain).
Watt dan Zimmerman (1986), menjelaskan bahwa manajer dalam bereaksi terhadap pelaporan keuangan digolongkan menjadi 3 buah hipotesis :
1. Bonus Plan Hyphotesis
Perilaku dari seorang manajer sering kali dipengaruhi dengan pola bonus atas laba yang dihasilkan. Tindakan yang memacu para manajer untuk mealkaukan creative accounting, seringkali dipengaruhi oleh pembagian besaran bonus yang tergantung dengan laba yang akan dihasilkan. Pemilik perusahaan umumnya menetapkan batas bawah, sebagai batas terendah untuk mendapatkan bonus. Dengan teknik seperti ini, para manajer akan berusaha menaikkan laba menuju batas minimal ini. Jika sang pemilik juga menetapkan bats atas atas laba yang dihasilkan, maka manajer akan erusaha mengurangi laba sampai batas atas dan mentransfer data tersebut pada periode yang akan dating. Perilaku ini dilakukan karena jika laba melewati batas atas tersebut, manajer tidak akan mendapatkan bonus lagi.
2. Debt Convenant Hyphotesis
Merupakan sebuah praktek akuntansi mengenai bagaimana manajer menyikasi perjanjian hutang. Sikap yang diambil oleh manjer atas adanya pelanggaran atas perjanjian hutang yang jatuh tempo, akan berupaya menghindarinya degan memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang menguntungkan dirinya.
3. Political Cost Hyphotesis
Sebuah tindakan yang bertujuan untuk menampilkan laba perusahan lebih rendah lewat proses akuntansi. Tindakkan ini dipengaruhi oleh jika laba meningkat, maka para karyawan akan melihat kenaikan aba tersebut sebagai acuan untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji. Pemerintah pun melihat pola kenaikan ini sebagai objek pajak yang akan ditagih.