Rotating X-Steel Pointer

Jumat, 16 April 2010

ETAP vs SAK

BAB V
RUANG LINGKUP

SAK ETAP dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas public. Entitas ini mempunyai ciri-ciri :
1. Tidak memiliki akuntabilitas public signifikan
2. Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal.
Entitas memiliki akuntabilitas public signifikan jika :
a. Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran atau dalam proses pengajuan pernyataan pendaftaran pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek
b. Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat.
Entitas yang memiliki akuntabilitas public signifikan dapat menggunakan ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

KONSEP DAN PRINSIP PERVASIF
UMUM
1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu.
2. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
3. Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan :
a. Dapat dipahami, Laporan keuangan mempunyai kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pengguna.
b. Relevan, Informasi memiliki kualitas relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan cara membantu mereka mengevaluasi persitiwa masa lalu, masa kini atau masa depan , menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.
c. Materialitas, Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan.
d. Keandalan, dapat disebut andal jika bebas dari kesalahan material dan bias dan penyajian secara jujur apa yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
e. Substantansi mengungguli bentuk
Transaksi , peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya yang mana akan meningkatkan keandalan laporan keuangan.
f. Pertimbangan sehat
Pertimbangan sehat mengandung unsure kehati – hatian pada saat melakukan pertimbangan yang diperlukan dalam kondisi ketidakpastian sehingga aset atau penghasilan tidak disajikan lebih rendah. Singkatnya pertimbangan sehat tidak mengijinkan adanya bias.
g. Kelengkapan, Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya.
h. Dapat dibandingkan, artinya laporan keuangan harus dapat dibandingkan oleh pengguna antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar entitas untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relative.
i. Tepat waktu. Meliputi penyediaan informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
j. Keseimbangan antara biaya dan manfaat, Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya.

POSISI KEUANGAN
1. Posisi keuangan suatu entitas terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu waktu tertentu.
2. Unsur – unsure didefinisikan sbb :
- Asset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas.
- Kewajiban adalah kewajiba masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
- Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi semua kewajiban.

KINERJA KEUANGAN
1. Kinerja keuangan adalah hubungan antara penghasilan dan beban dari entitas sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi.
2. Laba sering digunakan sebagai ukuran kinera atau sebagai dasar untuk pengukuran lain, seperti tingkat pengembalian investasi atau laba per saham.
3. Unsur – unsure laporan keuangan yang secara langsung terkait dengan pengukuran laba adalah penghasilan dan beban.
a. Penghasilan ( Income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama periode pelaporan dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
b. Beban ( Expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau penurunan aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak terkait dengan distribusi kepada penanam modal.
Penghasilan
Penghasilan meliputi pendapatan ( revenues) dan keuntungan ( Gains) :
a. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda.
b. Keuntungan mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan namun bukan pendapatan. Ketika keuntungan diakui, biasanya disajikan terpisah karena pengetahuan mengenai pos tersebut berguna untuk tujuan pengambilan keputusan ekonomi.
Beban
a. Beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa meliputi beban pokok penjualan, upah dan penyusutan, yang biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas dan setara kas, persediaan dan aset tetap.
b. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin dan yang tidak, timbul dari pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

PENGUKURAN UNSUR – UNSUR LAPORAN KEUANGAN
a. Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban.
b. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar :
- Biaya historis.
1. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan.
2. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima aau sebesar nilai wajar dari aset non kas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya.
- Nilai wajar
Jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban antara pihak – pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.

DASAR AKRUAL
Entitas harus menyusun laporan keuangan, kecuali laporan arus kas dengan menggunakan dasar akkrual. Dalam dasar akrual, pos – pos diakui sebagai aset,kewajiban, ekuitas, penghasilan dan beban ketika memenuhi definisi dan criteria pengakuan untuk pos – pos tersebut.

SALING HAPUS
Saling hapus tidak diperkenankan atas aset dengan kewajiban atau penghasilan dengan beban kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh SAK ETAP.

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN
PENYAJIAN WAJAR
a. Penyajian wajar mensyaratkan penyajian jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa dan kondisi lain yan sesuai denan definisi dan criteria pengakuan aset,kewajiban, penghasilan dan beban.
b. Penerapan SAK ETAP dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan menghasilkan laporan keuangan yang wajar atas posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas.
c. Pengungkapan tambahan diperlukan ketika kepatuhan atas persyaratan tertentu dalam SAK ETAP tidak memadai bagi pemakai untuk memahami pengaruh dari transaksi tertentu,peristiwa dan kondisi lain atas posisi keuangan dan kinerja keuangan entitas

KEPATUHAN TERHADAP SAK ETAP
Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK ETAP harus membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh atas kepatuhan tersebut dalam lapora keuangan.

KELANGSUNGAN USAHA
a. Pada saat menyusun laporan keuangan, manajemen entitas yang menggunakan ETAP membuat penilaian atas kemampuan entitas melanjutkan kelangsungan usaha.
b. Entitas mempunyai kelangsungan usaha kecuali jika manajemen bermaksud melikuidasi entitas tersebut atau menghentikan operasi atau tidak mempunyai alternative realistic kecuali melakukan hal – hal tersebut.
c. Dalam proses penilaian , jika manajemen menyadari terdapat ketidakpastian yang material terkait dengan peristiwa atau kondisi yang mengakibatkan keraguan signifikan thd kemampuan entitas melangsungkan usaha, maka entitas harus mengungkapkan ketidakpastian tersebut.

FREKUENSI PELAPORAN
a. Entitas menyajikan secara lengkap laporan keuangan ( termasuk informasi komparatif ) minimum satu tahun sekali
b. Jika laporan keuangan tahunan disajikan lebih pendek atau lebih panjang dari satu tahun, maka harus mengungkapkan :
- Fakta
- Alasan penggunaan untuk periode lebih panjang atau lebih pendek
- Fakta bahwa jumlah komparatif untuk laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan saldo laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang terkait adalah tidak dapat seluruhnya diperbandingkan.

PENYAJIAN YANG KONSISTEN
a. Penyajian dan klasifikasi pos – pos dalam laporan keuangan antar periode harus konsisten kecuali :
- Terjadi perubahan yang signifikan atas sifat operasi entitas atau perubahan penyajian atau pengklasifikasian bertujuan menghasilkan penyajian lebih baik sesuai criteria pemilihan dan penerapan kebijakan akuntansi.
- SAK ETAP mensyaratkan suatu perubahan
b. Jika penyajian atau pengklasifikasian pos dalam laporan keuangan diubah maka entitas harus mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali jika reklasifikasi tidak praktis. Hal – hal yang harus diungkapkan “
- Sifat reklasifikasi
- Jumlah setiap pos atau kelompok dari pos yang direklasifikasi
- Alasan reklasifikasi
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis, maka entitas harus mengungkapkan :
- Alasan reklasifikasi jumlah komparatif tidak dilakukan
- Sifat penyesuaian yang telah dibuat jika jumlah komparatif direklasifikasi.

LAPORAN KEUANGAN LENGKAP
Laporan keuangan entitas meliputi :
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan ekuitas yang juga menunjukkan seluruh perubahan dalam ekuitas dan perubahan ekuitas selain perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
d. Laporan arus kas
e. Catatan atas laporan keuangan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lainnya.

NERACA
INFORMASI YG DISAJIKAN DALAM NERACA
Neraca minimal mencakup sbb :
a. Kas dan setara kas
b. Piutang usaha dan piutang lainnya
c. Persediaan
d. Porperti investasi
e. Aset tetap
f. Aset tidak berujud
g. Utang usaha da utang lainnya
h. Aset dan kewajiban pajak
i. Kewajiban diestimasi
j. Ekuitas
Entitas mengklasifikan aset sebagai aset lancar jika :
a. Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal entitas.
b. Dimiliki untuk diperdagangkan
c. Diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan atau
d. Berupa kas atau setara kas kecuali jika dibatasi penggunannya dari pertukaran atau digunakan untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek jika :
a. Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus norma operasi entitas
b. Dimiliki untuk diperdadangkan
c. Kewajiban akan diselesaikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan atau
d. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12 bulan setelah akhir periode pelaporan.

INFORMASI DISAJIKAN DI NERACA ATAU CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Entitas mengungkapkan di neraca atau catatan atas laporan keuangan , subklasifikasi berikut atas pos yang disajikann :
a. Atas kelompok aset tetap
b. Jumlah piutang usaha, piutang dari pihak – pihak yang memiliki hubungan istimewa, pelunasan dipercepat dari jumlah lainnya.
c. Persediaan yang menunjukkan secara terpisah jumlah dari :
- Persediaan yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
- Persediaan dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
- Bahan baku dan barang habis pakai yang digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
d. Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya
e. Kelompok ekuitas.
Entitas yang berbentuk Perseroan Terbatas mengungkapkan antara lain hal – hal berikut di neraca atau catatan atas laporan keuangan :
a. Untuk setiap kelompok modal saham
- Jumlah saham modal dasar
- Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor pembeli
- Nilai nominal saham
- Ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
- Hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas deviden dan pembayaran kembali atas modal
b. Penjelasan mengenai cadangan dalam ekuitas.

LAPORAN LABA RUGI
Informasi yang disajikan di laporan laba rugi :
a. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos sebagai berikut :
1. Pendapatan
2. Beban keuangan
3. Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode equitas
4. Beban pajak
5. Laba atau rugi netto
b. Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relefan untuk memahami kinerja keuangan entitas
c. Entitas tidak boleh menyajikan atau mengungkapkan pos pendapatan dan beban sebagai pos luar biasa baik dalam laporan laba rugi maupun dalam catatan atas laporan keuangan.

ANALISIS BEBAN
Entitas menyajikan suatu analisis beban dalam klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsi beban dalam entitas, mana yang memberikan informasi yang lebih andal dan relevan :
a. Analisis menggunakan sifat beban
Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan sifatnya dan tidak dialokasikan kembali antara berbagai fungsi dalam entitas, misalnya
Pendapatan x
Pendapatan operasi lain x
Perubahan persediaan barang jadi
dan barang dalam proses x
Bahan baku yang digunakan x
Beban pegawai x
Beban penyusutan dan amortisasi x
Beban operasi lainnya x
Jumlah beban operasi (x)
Laba operasi x

b. Analisis menggunakan fungsi beban
Beban dikumpulakn sesuai fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan atau sebagai contoh biaya aktifitas distribusi atau aktifitas administrasi sekurang-kurangnya entitas harus mengungkapkan biaya penjualannya sesuai metode ini terpisah dari beban lainnya, misalnya
Pendapatan x
Beban pokok penjualan (x)
Laba bruto x
Pendapatan operasi lainnya x
Beban pemasaran (x)
Beban umum dan administrasi (x)
Beban operasi lain (x)
Laba operasi x

Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis di atas pada laporan laba rugi


BAB VI
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS DAN LAPORAN LABA RUGI DAN SALDO LABA

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
a. Tujuannya adalah menyajikan laba atau rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan dan beban yang diakui secara langsung dalam ekuitas untuk periode tersebut, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, jumlah investasi oleh, dan deviden dan distribusi lain ke pemilik ekuitas selama periode tersebut.
b. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan :
- Laba atau rugi untuk periode
- Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
- Untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan yang diakui sesuai bab IX
- Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah tercatat awal dan akhir periode, diungkapkan secara terpisah perubahan yang berasal dari :
1. Laba atau rugi
2. Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
3. Jumlah investasi deviden, dan distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham, transaksi saham treasury dan deviden serta distribusi lainnya ke pemilik ekuitas, dan perubahan kepemilikan daam entitas anak yang tidak mengakibatkan kehilangan pengendalian

LAPORAN LABA RUGI DAN SALDO LABA
a. Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rgi entits dan perubahan saldo laba untuk suatu periode pelaporan
b. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi dan saldo laba adalah :
- Saldo laba pada awal periode pelaporan
- Deviden yang diumumkan dan dibayarkan atau terutang selama periode
- Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode lalu
- Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan akuntansi
- Saldo laba pada akhir periode pelaporan


BAB VII
LAPORAN ARUS KAS

a. Setara kasa adalah investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek
b. Informasi yang disajikan dalam arus kas meliputi arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan
c. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan entitas sehingga umumnya berasala dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Contohnya :
- Penerimaan kas dari penjualan
- Penerimaan kas dari royalty, fees, komisi dan pendapatan lain
- Pembayaran kas kepada pemasok
- Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan
- Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan
- Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan untuk dijual kembali
d. Arus kas dari aktivitas investasi encerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendpatan dan arus kas masa depan. Contoh :
- Pembayaran kas untuk perolehan aset tetap, tidak berwujud, dan aset jangka panjang.
- Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, tidak berwujud dna jangka panjang.
- Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam joint venture
- Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan bunga dari joint venture
- Uang muka dan pinjaman
- Penerimaan kas dari pembayaran uang muka dan pinjaman
e. Arus kasa yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah :
- Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek
- Pembayaran kas kepada pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas
- Penerimaan kas dari pinjaman dan wesel
- Pelunasan pinjaman
- Pembayaran kas oleh lease

BAB VII
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

a. Catatan atas laporan keuangan harus :
1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan.
2. Informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan’
3. Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dlam laporan keuangan tetapi relefan untuk memahami laporan keuangan
b. Urutan penyajian atas catatan atas laporan keuangan adalah :
1. Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai SAK ETAP
2. Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan
3. Informasi yang mendukung pos-pos laporan keuangan sesuai dengan urutan penyajian setiap komponen pelaporan.
4. Pengungkapan lain
c. Dalam ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan harus diungkapkan :
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
2. Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untk memahami laporan keuangan.
d. Entitas harus mengungkapkan pertimbangan secara terpisah yang melibtkan estimasi dalam kebijakan akuntansi yang signifikan atau catatan atas laporan keuangan lain yang digunakan manajemen dalam penerapana kebijakan akuntansi dan mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.
e. Entitas harus mengungkapkan daam catatan atas lapora keuangan tentang informasi mengenai asumsi pokok tentang masa depan dan sumber-sumber pokok lain untuk mengestimasi ketidakpastian pada akhir periode pelaporan keuangan


BAB IX
KEBIJAKAN DAN ESTIMASI AKUNTANSI DAN KESALAHAN

a. Kebijakan akuntansi adalah prinsip , dasar, konvensi, aturan dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas dlm menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
b. Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK ETAP.
c. Jika tidak ditetapkan secara spesifik, maka manajemen harus menggunakan pertimbangannya untuk mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang :
1. Relevan bagi pemakai
2. Andal
d. Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansinya secara konsisten untuk transaksi , peristiwa, dan kondisi lain kecuali ETAP secara spesifik menetapkan atau mengijinkan kategori pos- pos sehingga kebijakan akuntansi yang berbeda adalah sesuai.
e. Perubahan kebijakan akuntansi diperbolehkan jika :
- Disyaratkan berubah sesuai SAK ETAP
- Akan menghasilkan laporan keuangan yang menyediakan informasi yang andal dan relevan.
f. Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah tercatat aset atau kewajiban atau jumlah konsumsi periodic suatu aset yang berasal dari pengujian status sekarang dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa mendatang terkait dengan aset dan kewajiban
g. Entitas harus mengakui pengaruh perubahan estimasi akuntansi secara prospektif dengan memasukkan ke laporan laba rugi pada periode terjadinya perubahan jika hanya berpengaruh pada periode tersebut dan periode terjadinya perubahan dan periode mendatang jika berpengaruh terhadap keduanya.
h. Kesalahan periode lalu adalah kelalaian dan kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan penggunaan informasi yang andal
i. Jika praktis, entitas harus mengoreksi kesalahan periode lalu secara retrospektif pada laporan keuangan yang diterbitkan pertama kali setelah penemuan dengan cara :
- Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode sebelumya dimana kesalahan itu terjadi
- Jika kesalahan terjadi sebelum periode penyajian paling awal, saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas periode penyajian paling awal disajikan kembali.
j. Jika tidak praktis, maka entitas harus menyajikan kembali saldo awal aset, kewajiban, dan ekuitas untuk periode paling awal dimana penyajian kembali secara restropektif praktis dilakukan.
k. Pengungkapan kesalahan periode lalu :
- Sifat dari kesalahan periode lalu.
- Untuk setiap periode lalu yang disajikan, jika praktis, jumlah koreksi untuk setiap pos laporan keuangan yang terpengaruh.
- Jumlah koreksi pada awal periode yang lalu yang disajikan paling awal
- Jika penyajian kembali secara retrospektif adalah tidak praktis untuk periode tertentu, kondisi yang menyebabkan ketidakpraktisan tersebut dan deskripsi bagaimana dan sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.


BAB 10
INVESTASI PADA EFEK TERTENTU

a. Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham , obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak dan setiap derivative dari efek.
b. Efek utang adalah efek yang menunjukkan hubungan utang piutang antara kreditor dengan entitas penerbit efek
c. Efek ekuitas adalah efek yang menunjukkan hak kepemilikan atas suatu ekuitas atau hak untuk memperoleh atau hak untuk menjual kepemilikan tersebut dengan harga yang telah atau akan ditetapkan.
d. Pada saat perolehan, entitas harus mengklasifikan efek ke dalam klasifikasi sbb :
- Dimiliki hingga jatuh tempo ( held to maturity)
- Diperdagangkan ( Trading)
- Tersedia untuk dijual.
Pada setiap tanggal pelaporan, kelayakan pengelompokan tersebut harus ditelaah ulang.
e. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan setelah amortisasi premi atau diskonto.
f. Penjualan atau transfer efek utan tidak dianggap sbg perubahan dlm tujuan held to maturity jika disebabkan kondisi sbb :
1. Tdp bukti tentang penurunan signifikan risiko kredit entitas penerbit
2. Perubahan peraturan perpajakan yang menghapuskan atau menaikkan tariff pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang
3. Penggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar
4. Perubahan persyaratan atau peraturan perundangan yang mengubah definisi investasi yang diizinkan
5. Perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industry tertentu yang mengakibatkan entitas mengurangi aktivitas usahanya
6. Perubahan peraturan pemerintah yang mengakibatkan bertambahnya bobot resiko atas investasi efek utang.
g. Efek dalam kelompok diperdagangkan biasanya menunjukkan frekuensi pembelian dna penjualan yang sangat sering dilakukan.
h. Laba atau rugi yang belum terealisasi atas efek dlm kelompok diperdagangkan harus diakui sebagai penghasilan, dan dimasukkan sebagai komponen ekuitas yang disajikan secara terpisah dan tidak boleh diakui sebagai penghasilan sampai saat laba atau rugi tsb dapat direalisasi.
i. Deviden dan pendapatan bunga diakui sebagai penghasilan
j. Perubahan efek antar kelompok dicatat sebesar nilai wajarnya.
k. Jika terjadi penurunan nilai wajar yang dianggap sebagai penurunan permanen, biaya perolehan efek individual harus harus diturunkan sebesar nilai wajarnya dan jumlah penurunan nilai tersebut diakui dalam laporan laba rugi sebagai rugi yang telah direalisasi.
l. Efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dan efek tersedia dijual disajikan sebagai aset lancar atau tidak lancar berdasarkan keputusan manajemen.
m. Pengungkapan :
- Nilai wajar agregat
- Laba belum terealisasi dari pemilikan efek
- Rugi belum direalisasi dari pemilikan efek
- Biaya perolehan.
l. Untuk setiap periode akuntansi, entitas harus melaporkan :
- Penerimaan penjualan efek untuk kelompok tersedia dijual, laba rugi terealisasi dari penjualan tersebut.
- Dasar penentuan biaya perolehan dalam mengitunng laba aau rugi terelaisasi
- Laba rugi
- Perubahan laba rugi kepemilikan
k. Penjualan efek yang dimiliki sampai jatuh tempo :
- Jumlah akumulasi amortisasi diskonto atau premium
- Laba atau rugi
- Kondisi yang melatarbelakangi keputusan menjual atau memindahkan kelompok efek.


BAB 11
PERSEDIAAN

a. Entitas harus mengukur nilai persediaan pada nilai mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaiakan dan menjual.
b. Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya pembelian, biaya konversi, dan biaya lainnya yang terjadi sampai persediaa siap digunakan.
c. Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait denan unit yang diproduksi.
d. Alokasi BOP tetap ke biaya konversi didasarkan pada kapasitas fasilitas produksi normal
e. Biaya yang tidak termasuk biaya perolehan persediaan dan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya :
- Biaya bahan tidak terpakai
- Biaya penyimpanan
- BO administrasi
- Biaya penjualan.
f. Biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lain yang secara langsung menangani pemberian jasa.
g. Jika persediaan dijual, maka jumlah tercatanya diakui sebagai beban periode dimana pendapatan yang terkait diakui.
h. Berkaitan dengan persediaan, entitas harus mengungkapkan :
- Kebijakan akuntansi
- Total jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
- Jumlah penurunan persediaan dan pemulihannya yang diakui dalam laporan laba rugi
- Jumlah tercatat persediaan yang diagunkan.


BAB 12
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI DAN ENTITAS ANAK

a. Entitas asosiai adalah suatu entitas termasuk entitas bukan PT, dimana investor mempunyai pengaruh yang signifikan dan bukan merupakan entitas anak ataupun bagian dalam joint venture.
b. Ivestor dikatakan mempunyai pengaruh signifikan jika memiliki saham 20%.
c. Entitas anak adalah suatu entitas yang dikendalikan oleh entitas induk
d. Pengendalian diartikan sebagai kemampuan untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional dari suatu entitas sehingga mendapatkan manfaat dari aktivitas tersebut.
e. Pengendalian dianggap ada jika entitas induk memiliki setengah dari hak suara .
f. Investor harus mengukur investasi pada entitas asosiasi dengan menggunakan metode biaya, dimana investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi akm kerugian penurunan nilai .
g. Investor harus mengakui dividen dan penerimaan distribusi lainnya sebagai penghasilan
h. Investor harus mencatat investasi pada entitas anak dengan menggunakan metode ekuitas, dimana investasi diakui pada biaya perolehan dan disesuaikan untuk mencerminkan bagian investor atas laba /rugi dan pendapatan/beban ari entitas anak.
i. Entitas anak tidak dikonsolidasikan dalam laporan keuangan investor.
j. Investor harus mengungkapkan :
1. Kebijakan akuntansi
2. Jumlah tercatat investasi
3. Nilai wajar
4. Divide dan pendapatan bunga yang diakui sbg penghasilan pada investasi asosiasi .


BAB 13
INVESTASI PADA JOINT VENTURE

a. Joint venture adalah perjanjian kontraktual dimana dua pihak atau lebih menjalankan aktivitas ekonomi yang menjadi subyek pengendalian bersama, dan dpat berbentuk pengendalian bersama operasi, pengendalian bersama aset dan pengendalian bersama entitas.
b. Pengendalian bersama adalah kesepakatan kontraktual berbagi pengendalian atas suatu aktiva ekonomi berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
c. Pengendalian bersama operasi meliputi pemanfaatan aset dan sumber daya lain dari para venture dan tidak memerlukan pembentukan badan usaha baru.
d. Setiap venture mengakui dan menyajikan dalam laporan keuangan masing – masing mengenai aset yang dikendalikan dan kewajiban yang timbul dari aktivitasnya sendiri serta beban yang terjadi atas aktivitas sendiri dan bagiannya atas pendapatan bersama dari penjualan barang dan jasa.
e. Untuk pengendalian bersama aset, venture harus mengakui dalam laporan keuangannya :
- Bagiannya atas pengendalian bersama aset
- Kewajiban yang terjadi
- Bagiannya atas kewajiban yang timbul bersama dengan venture lain
- Pendapatan dari penjualan atau pemakaian atas bagian keluaran joint venture.
- Beban lain yang terjadi terkait dengan bagiannya di joint venture.
f. Pengendalian bersama entitas adalah joint venture yang melibatkan pendirian suatu perusahaan dimana setiap venture memiliki bagian .
g. Venturer harus mengukur investasi pada biaya perolehan dikurangi akm kerugian penurunan nilai.
h. Pengungkapan :
- Kebijaka akuntansi
- Jumlah tercatat investasi
- Jumlah agregat komitmennya.

PROPERTI INVESTASI
a. Properti investasi adalah poperti ( tanah, bangunan atau keduanya) yang dikuasai oleh pemilik atau lesse melalui sewa pembiayaan untuk enghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua – duanya dan tidak untuk digunakan dlam produksi dan dijual dalam kegiatan sehari – hari.
b. Pada saat pengakuan awal, property investasi diukur pada biaya perolehannya
c. Setelah pengakuan awal, seluruh property investasi harus diukur pada biaya perolehan dikurangi akm penyusutan dan kerugian penurunan nilai.

ASET TETAP
a. Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain atau untuk tujuan administrative dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
b. Tanah dan bangunan adalah aset yang dapat dipisahkan dan harus dicatat terpisah walaupun diperoleh secara bersamaan.
c. Pada saat pengakuan awal aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan.
d. Biaya perolehan aset :
- Harga beli
- Biaya yang dapat diatributkan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi siap digunakan
- Estimasi awal biaya pembongkaran aset, pemindahan dan restorasi
e. Biaya berikut bukan termasuk biaya perolehan :
- Biaya pembukaan fasilitas baru
- Biaya pengenalan produk atau jasa baru
- Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru
- Biaya adm dan overhead umum lainnya.
f. Biaya perolehan aset tetap adalah setara harga tunainya pada tanggal pengakuan.
g. Pertukaran aset dengan aset nonmoneter atau kombinasi keduanya biaya perolehan diukur pada nilai wajar kecuali transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial dan nilai wajar aset yang diterima atau aset yang diserahkan tidak dapat diukur secara andal.
h. Pengeluaran setelah pengakuan awal suatu aset tetap yang memperpanjang umur manfaat harus ditambahkan pada jumlah tercatat aset tetap tersebut.
i. Pengeluaran setelah pengakuan awal aset hanya diakui sebagai suatu aset jika pengeluaran meningkatkan kondisi aset melibihi standar kinerja semula.
j. Entitas harus mengukur seluruh aset tetap setelah pengakuan awal pada biaya perolehan dikurang akm penyusutan dan akm kerugian penurunan nilai.
k. Penilaian kembali pada umumnya tidak diperkenankan karena ETAP menganut penilaian aset erdasarkan biaya perolehan atau harga pertukaran.
l. Penyusutan harus diakui dalam laporan laba rugi
m. Entitas harus mengalokasikan jumlah aset yang dapat disusutkan secara sistematis selama umur manfaatnya
n. Penyusutan dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan.
o. Entitas harus mempertimbangkan factor berikut dalam menentukan umur manfaat :
1. Perkiraan daya pakai aset
2. Perkiraan tingkat keausan fisik yang tergantung pada factor pengoperasian
3. Keusangan teknis dan komersial yang diakibatkan oleh perubahan atau peningkatan produksi.
4. Pembatasan hukum
p. Beberapa metode penyusutan yang dapat dipakai : garis lurus, saldo menurun dan metode jumlah produksi.
q. Entitas harus menghentikan pengakuan aset tetap pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diekspektasikan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan dan kerugian harus dikaui atas penghentian , keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
r. Untuk setiap kelompok aset harus diungkapkan :
1. Dasar pengukuran yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto
2. Metode penyusutan yang digunakan
3. Umur manfaat
4. Jumlah tercatat bruto
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang mnunjukkan penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai, penyusutan dan perubahan lainnya
6. Keberadaan dan jumlah pembatasan atas hak milikdan aset tetap yang dijaminkan untuk utang
7. Jumlah komitmen kontrak untuk memperoleh aset tetap.

ASET TIDAK BERWUJUD
a. Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak mempunyai wujud fisik .
b. Suatu aset dapat diidentifikasikan jika :
- Dapat dipisahkan , yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau bersama
- Muncul dari hak kontraktual
c. Aseti tidak berwujud termasuk efek dan hak atas mineral dan caangan mineral
d. Aset tidak berwujud diakui jika :
- Kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut
- Biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal
e. Jika diperoleh melalui pertukaran maka biaya perolehan aset tidak berwujud harus diukur sebesar nilai wajar kecuali :
- Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial
- Nilai wajar aset yang diterima atau diberikan tidak dapat diukur secara andal

SEWA
a. Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset.
b. Diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh manfaat dan resiko kepemilikan aset.
c. Ciri – cirri sewa pembiayaan :
- Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lesse pada akhir masa sewa
- Lesse mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan.
- Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomi aset meskipun hak milik tidak dialihkan
- Pada masa awal sewa nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substantial mendekati nilai wajar aset sewaan
- Aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lesse yang dpat menggunakannya tanpa peru modifikasi secara material.
d. Pada awal masa sewa, lesse harus mengakui hak dan kewajiban dalam sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai tunai + nilai residu
e. Tingkat diskonto ditentukan dari tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor
f. Setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan bunga
g. Lesse harus mengungkapkan :
- Jumlah pembayaran sewa
- Penyusutan aset sewaan
- Jaminan yang diberikan
- Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan
- Ikatan penting yang dipersyaratkan

KEWAJIBAN DIESTIMASI DAN KONTINJENSI
KEWAJIBAN DIESTIMASI
a. Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika :
1. Memiliki kewajiban kini sebagai hasil dari peristiwa masa lalu
2. Kemungkinan terjadi bahwa entitas akan disyaratkan untuk mentransfer manfaat ekonomi pada saat penyelesaian
3. Jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal
b. Entitas mengakui kewajiban diestimasi sebagai kewajiban dalam neraca dan mengakui jumlah kewajiban diestimasi tersebut sebagai beban dalam laporan laba rugi, kecuali jika :
1. Merupakan bagian dari biaya memproduksi persediaan
2. Termasuk dalam nilai aset tetap
c. Jumlah yang diakui sebagai kewajiban diestimasi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada tanggal pelaporan. Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah kewajiban diestimasi adalah nilai kini dari perkiraan nilai pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban.

KEWAJIBAN KONTINJENSI
a. Kewajiban kontinjensi merupakan kawajiban potensial yang belum pasti atau kewajiban kini yang tidak diakui karena tidak memenuhi salah satu atau kedua kondisi pada item kewajiban diestimasi a(2) dan a(3) diatas. Entitas tidak boleh mengakui kewajiban kontinjensi sebagai kewajiban
b. Entitas tidak boleh mengakui aset kontinjensi sebagai aset.

PENGUNGKAPAN
a. Untuk setiap jenis kewajiban diestimasi, entitas harus mengungkapkan :
1. Jumlah tercatat awal dan akhir periode
2. Kewajiban diestimasi tambahan
3. Jumlah yang digunakan selama periode bersangkutan
4. Jumlah yang belum digunakan selama periode besangkutan
5. Peningkatan nilai kini
6. Uraian singkat mengenai sifat kewajiban dan perkiraan saat arus keluar sumber daya terjadi
7. Indikasi ketidakpastian jumlah dan saat arus ks keluar
8. Jumlah ekspektasi penggantian
b. Entitas mengungkapkan setiap jenis kewajiban kontinjensi pada saat pelaporan, uraian dan sifat kontinjensi dan jika praktis dilakukan :\
1. Estimasi dampak keuangan
2. Indikasi ketidakpastian
3. Kemungkinan penggantian oleh pihak ketiga.

EKUITAS
a. Modal saham badan usaha berbentuk PT meliputi saham preferen, saham biasa dan akun tambahan modal disetor. Pos modal lain seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor.
b. Penambahan modal disetor PT dicatat berdasarkan :
1. Jumlah uang yang diterima
2. Setoran saham dalam bentuk uang sesuai transaksi yang nyata
3. Besarnya tagihan yang timbul atau utang yang dikonversi menjadi modal
4. Setoran dalam dividen saham dilakukan dengan harga saham wajar yang disepakati
5. Nilai wajar aset bukan kas yang diterima
6. Setoran saham dalam bentuk barang menggunakan nilai wajar aset bukan kas yang diserahkan, yaitu nilai appraisal tanggal transaksi yang disetujui dewan komisaris.
c. Pencatatan pengurangan modal disetor PT :
1. Jumlah uang yang dibayarkan
2. Besarnya utang yang timbul
3. Nilai wajar aset bukan kas yang diserahkan
d. Pengeluaran saham PT dicatat sebesar nilai nominal yang bersangkutan dan apabila ada selisih lebih dibukukan pada agio saham.
e. Perolehan kembali saham yang telah dikeluarkan dapat dicatat dengan menggunakan metode biaya atau metode nilai pari.
f. Dividen dapat dibagikan dalam bentuk kas maupun aset bukan kas.
g. Dividen saham adalah pembagian saldo laba kepada pemegang saham yang diinvestasikan kembali oleh mereka daam bentuk modal disetor, dan dicatat berdasarkan nilai wajar saham.
h. Konversi agio menjadi saham digolongkan sbg modal disetor sebesar nilai nominal dan tidak boleh digolongkan sebagai pembagian deviden.
i. Penyajian dan pengungkapan :
1. Penyajian modal didalam neraca.
2. Modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, nilai nominal dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham dinyatakan dalam neraca.
3. Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodic setelah memperhitungkan pembagian deviden dan koreksi laba rugi periode lalu, serta dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba dianggap bebas untuk dibagikan kecuali jika diberikan indikasi mengenai pembatasan thd saldo laba.
4. Pengungkapan saldo laba meliputi :
- Penjatahan dan pemisahan saldo laba
- Peraturan, perikatan, batasan dan jumlah batasan di sekitar saldo laba
- Koreksi masa lalu
- Pengungkapan jumlah deviden dan dividen per lembar saham
- Tunggakan deviden
- Pengungkapan deklarasi deviden setelah tanggal neraca, sebelum penyelesaian laporan keuangan.
5. Pengungkapan per jenis saham :
- Modal dasar
- Modal ditempatkan atau dipesan belum disetor
- Modal disetor
- Harga nominal per lembar
- Perubahan lembar saham tiap jenissaham dan saldo nilai rupiah per jenis saham
- Hak istimewa
- Batasan khusus
- Penjelasan bila dapat konversi, tariff konversi.
6. Pengungkapan deviden :
- Jumlah deviden
- Dividen per lembar saham
- Bentuk dividen
- Batasan saldo laba minimum
- Utang dividen
- Pengumuman pembagian deviden
- Jumlah kapitalisasi deviden saham dan pemecahan saham
7. Pengungkapan saham beredar yang diperoleh kembali :
- Saham beredar, metode biaya disajikan sebagai pengurang jumlah modal .
- Saham beredar yang diperoleh kembali, metode nilai nominal sebagai pengurang saham sejenis
PENDAPATAN
a. Pendapatan diukur berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima atau masih harus diterima., dan tidak termasuk diskon penjualan dan potongan volume.
b. Pembayaran tangguhan dinilai berdasarkan preent value dari seluruh penerimaan masa depan yg ditentukan berdasarkan tingkat bunga terkait.
c. Pertukaran barang atau jasa hanya boleh diakui jika tidak sejenis, dan diukur pada nilai wajar.
d. Pendapatan penjualan barang diakui jika kondisi berikut terpenuhi :
1. Resiko dan manfaat telah beralih ke pembeli
2. Tidak ada keterlibatan manajerial
3. Dapat diukur jumlahnya dengan andal
4. Terdapat kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk ke dalam perusahaan.
5. Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan dengan transaksi dapat diukur secata andal.
e. Pendapatan dari penyediaan jasa dapat diakui sesuai dengan tahap penyelesaian transaksi.
f. Metode % penyelesaian :
- Proporsi biaya yang terjadi dari pekerjaan yang telah diselesaikan sampai sekarang dibandingkan dengan total estimasi biaya.
- Survey atas pekerjaan yang telah diselesaikan
- Penyelesaian proporsi fisik dari transaksi jasa atau kontrak kerja.
g. Pengungkapan pendapatan :
1. Kebijakan akuntansi yg diterapkan sbg dasar pengakuan pendapatan
2. Jumlah setiap kategori pendapatan yg diakui selama periode termasuk pendapatan yang timbul dari penjualan barang, penyediaan jasa, bunga, royalty, dividen, dn jenis pendapatan signifikan lainnya.
h. Pengungkapan pendapatan kontrak konstruksi :
1. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sbg pendapatan dalam periode pelaporan.
2. Metode yg digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode pelaporan.
3. Metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian kontrak yang sedang berjalan.
i. Penyajian kontrak konstruksi :
1. Jumlah bruto kontrak pekerjaan yang menjadi hak entitas.
2. Jumlah bruto kontrak kerja yg terutang kepada pelanggan sbg suatu kewajiban.

BIAYA PINJAMAN
a. Mencakup :
1. Bunga untuk cerukan bank dan pinjaman jangka pendek dan jangka panjang
2. Amortisasi , diskonto atau premium terkait pinjaman
3. Amortisasi biaya tambahan yg timbul sehubungan dengan proses perjanjian peminjaman.
4. Beban pembiayaan sesuai dengan sewa pembiayaan yang diakui
5. Perbedaan nilai tukar yang timbul dari pinjaman dalam mata uang asing.
b. Pengakuan seluruh biaya pinjaman sbg beban pada laporan lab arugi di periode terjadinya.
c. Pengungkapan meiputi besarnya biaya pinjaman.

PENURUNAN NILAI ASET
a. Penurunan nilai pinjaman yg diberikan dan piutang dibentuk sebesar estimasi kerugian yg tidak dapat ditagih.
b. Penurunan persediaan dinilai berdasarkan harga jual dikurangi biaya untuk menyelesaiakan dan menjual
c. Pengungkapan :
- Jumlah kerugian penurunan nilai yang diakui dlm laporan laba rugi sesuai periode terjadinya.
- Jumlah dari pemulihan kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi sesuai periode terjadinya.
- Informasi mengenai pinjaman yang diberikan, persediaan, aset tetap, property investasi, aset tidak berwujud, investasi pada entitas asosiasi
- Investasi pada joint venture.

IMBALAN KERJA
a. Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sbg pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja.
b. Pengakuan umum imbalan kerja :
- Sebagai kewajiban, setelah dikurang jumlah yang telah dibayar baik secara langsung kepada pekerja atau sebagai kontribusi kepada dana imbalan kerja.
- Sebagai beban.
c. Imbalan kerja jangka pendek meliputi :
- Upah, gaji dan iurang jaminan social.
- Cuti berimbalan jangka pendek
- Bagi laba dan bonus terutang dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan sat pekerja memberikan jasa terkait.
- Imbalan non moneter
MATA UANG PELAPORAN
a. Mata uang fungsional adalah mata uang utama dalam arti substansi ekonomi yaitu mata uang utama yang dicerminkan dalam kegiatan operasi entitas.
b. Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan oleh entitas untuk membukukan transaksi
c. Mata uang pencatatan harus sama dengan mata uang pelaporan.
d. Jika entitas menggunakan mata uang selain mata uang local, maka mata uang pelaporan tersebut harus merupakan mata uang fungsional.
e. Syarat mata uang fungsional :
- Indikator arus kas
- Indikator harga jual
- Indikator biaya

PERBANDINGAN ANTARA ETAP DENGAN PSAK

No Item persamaan Perbedaan
ETAP SAK
1 Ruang lingkup
Dimaksudkan untuk digunakan pada entitas tanpa akuntabilitas publik Dimaksudkan untuk digunakan pada entitas dengan akuntabilitas public, perbankan dan syariah.
2 Penyusunan dan penyajian laporan keuangan ETAP Bab 2 dan Bab 3 mengenai konsep dan prinsip perfasif serta penyajian laporan keuangan.
PSAK pendahuluan dan PSAK I
3 Jenis-jenis laporan keuangan Neraca, rugi laba, arus kas perubahan ekuitas dan sado laba ETAP Bab 4 s/d 7
PSAK 1
4 Catatan atas laporan keuangan Bab 8 Tidak ada
5 Kabijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan Bab 9 Tidak ada
6 Investasi ETAP mengatur investasi pada efek PSAK mengatur investasi lebih luas misalnya investasi investasi pada aset-aset produktif yang lain
7 Persediaan ETAP Bab 11
PSAK 14
Yang mengatur prinsip pengakuan dan pengukuran persediaan dengan kategori :
a. Untuk dijual
b. Untuk proses produksi
c. Bahan atau perlengakapan untuk digunakan dalam proses produksi

8 Akuntansi kontrak konstruksi Tidak ada PSAK 34
9 Akuntansi aktivitas pengembangan real estate Tidak ada PSAK 44
10 Akuntansi kehutanan Tidak ada PSAK 32
11 Akuntansi minyak dan gas bumi Tidak ada PSAK 29 dan 33
12 Investasi pada entitas asosiasi dan entitas anak ETAP Bab 12
PSAK 15
13 Akuntansi Joint venture Bab 13 Tidak ada
14 Investasi pada efek tertentu ETAP Bab 10
PSAK 50
15 Property investasi ETAP Bab 14
PSAK 13
16 Aset tetap ETAP Bab 15
PSAK 16
17 Aset tidak berwujud ETAP Bab 16
PSAK 19
18 Sewa ETAP Bab 17
PSAK 30
19 Kewajiban diestimasi dan kontinjensi ETAP Bab 18
PSAK 57
20 Ekuitas ETAP Bab 19
PSAK 21
21 Pendapatan ETAP Bab 20
PSAK 21
22 Biaya pinjaman ETAP Bab 21
PSAK 26
23 Imbalan kerja ETAP Bab 23
PSAK 24
24 Pajak penghasilan ETAP Bab 24
PSAK 46
25 Mata uang pelaporan ETAP Bab 25
PSAK 52
26 Transaksi dalam mata uang asing ETAP Bab 26
PSAK 10
27 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan ETAP Bab 27
PSAK 8
28 Pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa ETAP Bab 28
PSAK 7
29 Laporan keuangan konsolidasi Tidak ada PSAK 4
30 Pelaporan segmen Tidak ada PSAK 5
31 Akuntansi dan pelaporan bagi perusahaan dalam tahap pengembangan Tidak ada PSAK 6
32 Penyajian aset lancar dan kewajiban jangka pendek Tidak ada PSAK 11
33 Pelaporan keuangan mengenai bagian partisipasi dalam pengendalian bersama operasi dan aset Tidak ada PSAK 12
34 Akuntansi penyusutan Tidak ada PSAK 17
35 Dana pensiun Tidak ada PSAK 18
36 Biaya riset dan pengembangan Tidak ada PSAK 20
37 Akuntansi penggabungan usaha Tidak ada PSAK 22
38 Akuntansi koperasi Tidak ada PSAK 27
39 Akuntansi asuransi kerugian Tidak ada PSAK 28
40 Akuntansi perbankan Tidak ada PSAK 31
41 Akuntansi pendapatan jasa telekomunikasi Tidak ada PSAK 35
42 Akuntansi asuransi jiwa Tidak ada PSAK 36
43 Akuntansi penyelenggara jalan tol Tidak ada PSAK 37
44 Akuntansi restrukturisasi pengendali Tidak ada PSAK 38
45 Akuntansi kerja sama operasi Tidak ada PSAK 39
46 Akuntansi perubahan ekuitas anak Tidak ada PSAK 40
47 Akuntansi garansi Tidak ada PSAK 41
48 Akuntansi perusahaan efek Tidak ada PSAK 42
49 Akuntansi anjak piutang Tidak ada PSAK 43
50 Peaporan keuangan organisasi nirlaba Tidak ada PSAk 45
51 Akuntansi tanah Tidak ada PSAK 47
52 Akuntansi reksa dana Tidak ada PSAK 49
53 Akuntansi kuasi reorganisasi Tidak ada PSAK 51
54 Akuntansi kompensasi berbasis saham Tidak ada PSAK 53
55 Akuntansi restrukturisasi utang piutang bermasalah Tidak ada PSAK 54
56 Akuntansi instrument derifatif dan lindung nilai Tidak ada PSAK 55
57 EPS Tidak ada PSAK 56
58 Operasi dalam penghentian Tidak ada PSAK 58
59 Akuntansi perbankan syariah Tidak ada PSAK 59
60 Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah Tidak ada PSAK 101 s/d 108