Bukti audit (audit evidence) mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.
Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan perundang-undangan.
Bukti audit (audit evidence) mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Jurnal, buku besar dan buku pembantu, dan buku pedoman akuntansi yang berkaitan, serta catatan seperti lembaran kerja (work sheet) dan spread sheet yang mendukung alokasi biaya, perhitungan, dan rekonsiliasi keseluruhannya merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.
Ukuran keabsahan (validity) bukti tersebut untuk tujuan audit tergantung pada pertimbangan auditor independen; dalam hal ini bukti audit berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) yang diatur secara tegas oleh peraturan perundang-undangan.
Tak Ada Bukti, Tak Ada Laporan
Setiap perusahaan yang menerapkan standar ISO 9000 wajib menjalankan audit internal
secara berkala, namun dalam pelaksanaannya audit yang diterapkan kerap tidak efektif
bukan karena metode audit yang digunakan, tetapi lebih disebabkan auditor kurang terlatih dalam menulis laporan audit.
Seringkali situasi seperti ini terjadi perusahaan. Laporan audit hanya dipahami oleh auditee (pihak yang diaudit) ketika auditor masih berada di hadapannya. Pada saat itu auditor dapat menjelaskan penyimpangan secara lisan. Setelah auditor meninggalkan auditee timbul kebingungan karena auditee tidak lagi memahami laporan audit yang diterimanya.
Maklum, tidak sedikit auditor yang menulis kalimat tanpa mengindahkan kaidah-kaidah
tata bahasa yang baik.
Membaca laporan audit makin membingungkan jika ditulis oleh auditor yang gemar
menulis kalimat “Tidak ada bukti...” atau “tidak tersedia bukti...” Sesungguhnya laporan audit yang mengandung unsur-unsur “tidak ditemukan bukti...” dapat diabaikan tanpa perlu ditindaklanjuti. Mengapa?
Auditor yang menulis laporan seperti itu tidak menjalakan audit sepenuhnya. Sebalikya,ia harus mencari atau menemukan evidensi-evidensi. Menurut ISO 19011, standar kegiatan-kegiatan audit, dijelaskan, audit adalah suatu kegiatan yang didukung buktibukti (evidence based), bukti-bukti itu harus dapat diverifikasi. ISO 19011 menyebutkan, hanya informasi (atau bukti) yang dapat diverifikasi yang dapat dikategorikan sebagai bukti audit. Lebih lanjut ISO 19011 menyebutkan, penyimpangan yang harus dicatat dalam laporan audit termasuk bukti-bukti pendukungnya (supporting evidence). Dokumen panduan yang diterbitkan ISO 9001 Auditing Practices Group (APG) menyatakan,“Apabila tidak ada bukti audit, tidak ada penyimpangan”. Oleh sebab itu, tak ada bukti,tak ada laporan.
Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga (IAI) :
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat
Kompetensi Data Akuntansi
Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.Terdiri dari : Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu, Buku Pedoman Akuntansi yang berkaitan, lembar kerja dan spread sheet)
Kompetensi Informasi Penguat
Informasi tertulis maupun elektronik (cek, catatan eketronik fund system, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui, informasi melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan phisik, serta informasi lain yang dikembangkan oleh dan atau tersedia bagi auditor.
Syarat kompetensi bukti audit (merupakan pertimbangan auditor) :
Relevansi
Objektivitas
Ketepatan waktu
Keberadaan bukti audit lain
Sah
Sumber
Cara perolehan bukti
Konrath (2002:114 & 115) ada enam tipe bukti audit (lihat Exhibit 5-1) :
1. Physical evidence
2. Evidence obtain through confirmation
3. Documentary evidence
4. Mathematical evidence
5. Analytical evidence
6. Hearsay evidence
(Informasi lebih lengkap akan disampaikan pada materi Auditing 26/04/2010)