Rotating X-Steel Pointer

Rabu, 08 Desember 2010

MUTU DALAM TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

1. PENDAHULUAN
Misi suatu perguruan tinggi tercermin dalam kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi-nya,
sesuai dengan falsafah yang diamanatkan oleh pemerintah bagi institusi ini yaitu:
1. Kegiatan dalam bidang Pendidikan
2. Kegiatan dalam bidang Penelitian
3. Kegiatan dalam bidang Pelayanan Masyarakat
Penilaian atas tingkat performansi suatu perguruan tiggi dapat diukur dari tingkat
keberhasilannya dalam mengujudkan tujuan yang terlebih dahulu telah ditetapkan, dari ke 3
bentuk kegiatan tersebut. Pada awal masa kegiatannya dengan demikian masing-masing
bidang kegiatan tersebut hendaknya telah memiliki misi tujuan tertentu yang sejalan dengan
misi perguruan tinggi.
Pada setiap permasalah yang ada, metoda penyelesaian termasuk urutan kerja, prioritas,
toleransi dan sebagainya akan berpedoman pada pernyataan misi-tujuan tersebut.
Dari pembicaraan awal ini maka segera dapat dilihat akan adanya kebutuhan penerapan
sistem mutu dalam manajemen pengelolaan ke 3 kegiatan tersebut, mulai dari penentuan
misi tujuan atau sasaran kegiatan, tindakan koreksi dan perbaikan pada tiap elemen kerja
kegiatan hingga evaluasi keberhasilan misi perguruan tinggi tersebut secara utuh. Dalam
organisasi TRIDHARMA seorang staf pengajar dapat berperan sekaligus dalam ke 3
kegiatan tersebut. Selain diperlukan adanya kontrol atas keseimbangan kegiatan bagi para
staf juga keseimbangan bagi keberhasilan dari ke3 kegiatan tersebut. Sebaliknya, fasilitas
perguruan tinggi yang berupa instrument peralatan dan laboratorium juga digunakan pada
ke 3 kegiatan tersebut sehingga suatu pengaturan bagi pemakainya perlu ditetapkan. Suatu
sistem pengawasan yang baik, juga untuk permasalahan lainnya harus disertakan dalam
pengelolaan mutu, jangan sampai kepentingan salah satu kegiatan mengorbankan kegiatan
yang lain. Hal ini berlaku juga untuk tenaga non staf, mahasiswa/I, fasilitas laboratorium
serta bangunan-bangunan milik institusi termasuk ruang-ruang seminar dengan peralatan,
bengkel, dan lain-lain yang memerlukan pula dana operasi dan perawatan bahkan perlu
lebih dikembangkan.
2. TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI
Penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam TRI DHARMA harus ada dalam koordinasi,
mengingat adanya saling interaksi antar tiap kegiatannnya. Diinginkan adanya
keseimbangan kegiatan melalui pengerahan segenap daya dan potensi yang dipunyaii
perguruan tinggi yang bersangkutan hingga ke 3 bidang dalam kegiatan TRI DHARMA
berikut unsur-unsurnya berkembang sinkron. Hal ini ekivalen dengan peningkatan kualitas
perguruan tinggi.

Bagaimana kegiatan pengelolaan program TRI-DHARMA sangat dipengaruhi oleh
bagaimana pernyataan misi dan tujuan TRI-DHARMA. Unsur-unsur dalam organisasi TRIDHARMA
tidak lain adalah juga unsur milik perguruan tiggi yang bersangkutan. Penerapan
karakteristik lulusan yang diinginkan. Sebagai contoh, dalam proyek EEDP diinginkan sifat
lulusan yang:
q Berkualitas baik
q Relevan (sesuai) dengan kebutuhan
Banyak interpretasi yang timbul dari 2 (dua) tujuan sifat lulusan tersebut, yang masingmasing
membawa konsekuensi beban pencapaian yanb berbeda, dengan materi staf yang
ada. Pada akhirnya harus tercapai suatu kompromi berupa sifat lulusan yang diinginkan
yang jelas – tegas – dapat diukur derajat pencapaiannya dan ini merupakan pernyataan
misii tujuan setinggi-tingginya. Elemen-elemen yang tersangkut dalam kegiatan bidang ini
antara lain kurikulum yang harus disusun sesuai dengan misi tujuan kegiatan, staf pengajar,
ruang kuliah berikut sarana bantunya, pegawai non staf, pimpinan dan organisasinya serta
harus pula ada unit pengelola penerapan mutu. Fungsi unit terakhir ini adalah untuk
menjaga kesesuaian antara hasil dan tujuan yang direncanakan, disertai kualitas yang selalu
meningkat, efisiensi yang bertambah tinggi, dengan berjalannya waktu. Demikian secara
terus menerus hal itu dilakukan pada sub-sub kegiatan bidang pendidikan lain seperti:
q Kegiatan penerimaan mahasiswa
q Penyusunan Kurikulum dan Silabus
q Proses pengajaran per mata kuliah
q Proses evaluasi hasil pengajaran
q Pembinaan staf dan pegawai non staf serta mahasiswa/I
q Fasilitas pengajaran (kelas, perpustakaan, laboratoriumatau studiao dll)
q Dll
Pada setiap akhir tahun ajaran khususnya dilakukan evaluasi antara lain atas prosedure
yang benar, proses kegiatan yang benar dan efektif, kesesuaian rencana dan pelaksannan
dan hasil yang dicapai, adanya usulan atau umpan balik dari peserta kuliah ataupun dari
pihak luar lain. Dari sistem dokumentasi unit penerapan mutu yang harus sudah disiapkan,
diberikan hal-hal yang harus dikoreksi – dilebih-giatkan – ditambah atau dikurangi, dll.

Dengan cara demikian maka tingkat performansi kegiatan bidang pendidikan akan dapat
selalu diperbaiki dari tahun ke tahun berikutnya. Menuju tercapainya mekanisme seperti itu
maka diperlukan skenario atau perencanaan kegiatan secara menyeluruh dengan mengikut
sertakan faktor penerapan mutu.
menyimpulkan parameter-parameter yang berpengaruh pada nilai performansi
kerja bidang pendidikan dari TRI-DHARMA perguruan tinggi yang bersangkutan. Perbaikan
performansi kerja dari suatu sub bidang kegiatan kurikulum dan manajemennya misalnya,
dapat dilakukan melalui perbaikan faktor kurikulum dan sylabusnya dan lain-lain. Untuk
menampung keperluan perubahan kecil materi suatu mata kuliah mungkin cukup hanya di
tampung dengan perubahan kecil pada sylabus mata kuliah yang bersangkutan.
2.2 Bidang Penelitian
Penelitian merupakan aktifitas yang harus ada di setiap perguruan tinggi. Mula-mula sebagai
latihan dan secara bertahap dituntut kemanfaatan dari hasi penelitannya. Dari waktu ke
waktu jumlah permintaan dana penelitian ke pemerintah bertambah sehingga haru dilaukan
seleksi atau pengiiliran pemerian dana. Dari titik waktu tersebut terjadi mekanisme
persaingan untuk mendapatkan dana dengan pengajuan proposal penelitian yang sebaikbaiknya.
Sementara itu, dari pihak pemberi dana terjadi pula peningkatan kerja secara
kualitatif maupun kuantitatif. Dana penelitian makin besar serta dikembangkan kriteriakriteria
bagi pekerjaan penelitian yang akan dibiayai. Suatu mekanisme peningkatan
performansi kerja telah terjadi dan berjalan baik namun untuk selanjutnya diharapkan
perguruan tinggi dapat menyelenggarakan penelitiannya sendiri. Hal ini telah dirintis oleh
DIKTI dengan program “Program Relevancy Fund” atau PRF sebagai sarana transisi untuk
nantinya terjadi kerja sama perguruan tinggi – industri lokal.
Dari pemantauan di lapangan (di perguruan tinggi penyelenggara penelitian) ditemukan
bermacam permasalahan antara lain jadwal yang terlewat, hasil akhir yang kurang tepat dll.
Dipandang pada segi itu maka penerapan konsep kualitas akanbanyak memperbaiki sistem
keseluruhan. Bagi pihak perguruan tinggi:
q Mecari objek riset yang praktis, aplikabel dan benar dikuasai
q Berusaha mendapatkan hasil penelitian yang bersaing baik di pasaran
q Produk dengan spesifikasi sebaik-baiknya serta kerja efektif dan efisien.

Keuntungan yang sebanyak-banyaknya dapat pula diperoleh dalam bentuk pengalaman,
terjalinnya hubungan dengan masyarakat industri, peningkatan kualitas staf yang
berdampak pada bidang pendidikan, kemungkinan penciptaan tugas-tugas akhir serta ide
bagi produk-produk serupa. Hal-hal seperti ini juga diharapkan oleh pihak DIKTI untuk
dikembangkan lebih lanjut sehingga perguruan tinggi tersebut dapat mandiri.
Bagi perguruan tinggi yang telah melakukan kerja sama dengan masyarakat
industri/pemerintahan maka keuntungan dana dapat di distribusikan untuk lebih
meningkatkan kinerja kerjanya yang juga berdampak positif bagi kegiatan pendidikan
maupun penelitian serta pelayanan masyarakat. Sebagai contoh adalah pembelian
instrumentasi atau peralatan untuk kepentingan penelitian yang dapat digunakan pula oleh
para mahasiswa dalam penyelesaian tugas akhirnya ataupun oleh bidang pelayanan
masyarakat dalam penugasannya.
Harus diusahakan:
q Kerjasama pertama, teknis berhasil baik dan berkesan
q Kesan kerjasama yang harmonis
q Partner merasa memerlukan dan yakin akan dapat terpenuhi kebutuhannya

Gambar 4 memperlihatkan faktor-faktor yang berpengaruh atas penampilan sub-sub bidang
penelitian (riset). Faktor-faktor inilah yang perlu dimonitor maupun di kembangkan bagii
kepentingan peningkatan performansi kerja bidang penelitan dalam rangka pelaksanaan
TRI-DHARMA.
Menuju kondisi tersebut maka penerapan kualitas akan sangat membantu, mulai dari
penetapan definisi permasalahan atau spesifikasi produk yang diinginkan, cara
penyelesaian, rancangan, prosedure dan proses penyelesaian pekerjaan hingga produk
akhir dengan spesifikasi yang sesuai dengan spesifikasi kontrak.
Selama pekerjaan berlangsung dilakukan monitoring atas cara kerja, urutan, bahan yang
dipakai dll, serta pekerjaan koreksi atas hal-hal yang dianggap tidak pembawa pekerjaan ke
produk akhir yang diinginkan atau bila dianggap cara yang sedang berjalan cenderung tidak
efisien, Temuan-temuan, koreksi-koreksi yang dilakukan di dokumentasikan secara rapih
dan dipelajari agar tak terjadi pengulangan atas cara penyelesaian pekerjaan serupa. Untuk
itu, ada kegiatan monitoring saat penyelesaian pekerjaan sedang berjalan.

2.3 Bidang Pelayanan Masyarakat
Kegiatan pelayanan masyarakat ini tidak selalu berdasar pada berapa keuntungan finansial
yang dapat diperoleh. Sebagai contoh dapat dikemukakan pengadaan dan pemasangan
station bumi kecil untuk merelay siaran TV pada lokasi-lokasi yang tak terjangkau oleh
station relay resmi yang ada, pembuatan sumur artesis teknologi tepat guna untuk daerah
pedesaan yang jauh dari sumber air dll. Sementara itu dipihak lain perguruan tinggi diminta
kemandiriannya dalam memenuhi kebutuhan aggaran bagi operasi, pemeliharaan dan
pengembangannya. Untuk itu, maka bidang pelayanan masyarakat dengan dukungan
keahlihan para staf serta fasilitas yang dipunyuainya dapat di berdayakan untuk mengatasi
masalah kebutuhan dana tersebut.

Gambar 5 memperlihatkan faktor-faktor yang mennetukan tingkat nilai performansi kegiatan
bidang pelayanan masyarakat dalam rangka TRI-DHARMA. Untuk meningkatkan
performansi kegiatan maka faktor-faktor yang bersangkutan hendaknya diperbaiki. Suatu
koordinasi perlu dijalin untuk menghindarkan terjadinya penurunan kemampuan akibat
adanya langkah perbaikan suatu faktor pada kegiatan lain.
3. PERBAIKAN MUTU TRI-DHARMA
Dalam rangka usaha peningkatan performansi kerja perguruan tinggi, mutu hasil kerja dari
ke 3 kegiatan TRI-DHARMA perlu terus diperbaiki. Peranan monitoring kegiatan menjadi
sangat penting, tentu saja dengan kerja perancangan yang akurat dibantu oleh mekanisme
koreksi perbaikan, pengalaman dengan tim pelaksana pekerjaan yang cepat tanggap.
Dari tiap kegiatan terlebih dahulu harus lebih diketahui parameter-parameter mana dengan
karakteristik bagaimana maka suatu sub kegiatan disebut bermutu lebih baik. Hal ini tak
lepas dari misi tujuan dari masing-masing kegiatan tersebut.

3.1 Bidang Pendidikan
Pada kegiatan bidang pendidikan dalam rangka TRI-DHARMA perguruan tinggi, diinginkan
karakteristik lulusannya:
q Kemampuan diakui di dunia profesinya.
q Diakui oleh perguruan tinggi luar negeri yang terkemuka serta dianggap setara denga
lulusannya.
q Karakteristik lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri / masyarakat sekitarnya.
q Mampu mengebanbangkan diri sendiri.
Tindakan yang harus dilakukan:
q Mengkaji ulang dan merevisi kurikulum dan sylabus berdasar masukan dari industri,
seminar internasional, program kerjasama institusi asing dll. Setiap periode tertentu.
q Mengkaji ulang dan merevisi sistem manajemen akademis bila perlu.
q Idem untuk buku panduan akademis dan manajemen yang berisi prosedure-prosedure
pelaksanaan pekerjaan bagi staf maupun non staf.
q Pengkajian hendaknya melibatkan sebanyak mungkin staf dan dilaksanakan paling
tidak 1 kali dalam 2 atau 3 tahun.
q Pembinaan staf dengan memperhatikan kariernya, jabatannya peningkatan keahliannya
dll
3.2 Bidang Penelitian
Pada kegiatan bidang penelitian dalam rangka TRI-DHARMA perguruan tinggi, diinginkan
hasil yang:
q Memenuhi spesifikasi kontrak dan jadwal.
q Melewati test-test penerimaan dengan baik.
q Di manfaatkan dan punya nilai lebih dari lainnya.
q Memberikan profit.
q Makin bernilai tinggi, canggih dan lebih banyak peneliti terlibat.
q Interaksi positif dengan bidang pendidikan.
q Kemampuan penelitian terus meningkat (staf, peralatan ,manajemen dan publikasi
ilmiah).
Tindakan yang harus dilakukan:
q Menyusun rencana sistem manajemen penelitan yang mengatur aktivitas kegiatan
dalam rangka TRI-DHARMA.
q Antara pimpinan dan staf pelaksana penelitian telah mempunyai persepsi yang sama
dalam bekerja.
q Pada tiap kasus (proyek penelitian) kejelasan spesifikasi dalam kontrak harus
dipastikan dengan pihak pemberi dana.
q Penyelenggaraan seminar bagi penelitian-penelitian yang dilakukan berikut publikasi
ilmiahnya ditingkatkan secara kualitatif maupun kuantitatif.
q Penyelenggaraan seminar dan workshop mengenai pelaksanaan pekerjaan penelitian
dan manajemennya, terutama bagi para calon peneliti maupun staf lain yang terlibat
didalamnya.

3.3 Bidang Pelayanan Masyarakat
Pada kegiatan bidang pelayanan masyarakat dalam rangka TRI-DHARMA perguruan tinggi,
diinginkan:
q Peningkatan kualitas SDM di Industri, pemerintahan perguruan tinggi lain, umum.
q Peningkatan fasilitas yang juga digunakan pada bidang riset dan pendidikan dan
manajemennya.
q Memberikan dana operasi perguruan tinggi.
q Peningkatan keahlian dan profesialisme staf dan non staf perguruan tinggi.
q Mengikuti perkembangan industri dan peningkatan fasilitas dan staf.
Tindakan yang harus dilakukan:
q Membentuk manajemen kegiatan pelayanan bagi masyarakat yang teridir dari industri,
pemerintah, perguruan tinggi lain, umum, dengan mengacu pada azas TRI-DHARMA.
q Manajemen berfungsi mengatur pelaksanaan kegiatan di lingkungan intern mulai dari
pekerjaan datang hingga terselesaikan.
q Membetuk tim promosi yang handal dan mempunyai hubungan yang luas dengan pihak
konsumen dan pengelolaan pemasaran jasa pelayanan.
q Membuat buku promosi panduan yang berisi tata cara dalam melakukan kerja sama
konsumen / unit pelayanan.
Menuju ke karakteristik produk yang di inginkan itu sebaik-baiknya maka diperlukan
penerapan konsep mutu secara berkesinambungan. Dengan perolehan citra yang baik maka
promosi jasa dari ke 3 kegiatan akan lebih mudah dilakukan. Keberadaaan kegiatan TRIDHARMA
disuatu daerah diharapkan dapat mengangkat tingkat kehidupan masyarakatnya
dalam segala bidang.
Secara umum, setiap perguruan tinggi bertujuan dapat memberikan hasil kegiatan yang
sebaik-baiknya.
4. SISTEM MONITORING
Dalam rangka mengarahkan hasil kerja sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan maka
sistem monitoring merupakan salah satu elemen kerja yang dilakukan oleh tim pengendalian
mutu.
Pada penerimaan suatu pekerjaan, penentuan spesifikasi hasil akhir atau karakteristik
produk akhir yang disetujui kedua belah pihak (pemberi dan penerima pekerjaan)
merupakan langkah awal kegiatan berikutnya. Pada langkah berikutnya, perancangan,
pekerjaan dibagi atas beberapa tahap guna memudahkan pelaksanaan maupun kontrol atas
pekerjaan keseluruhan. Pada tiap tahap, urutan dan persyaratan kerja serta cara dan alat
yang dipergunakan dll, perlu dijelaskan secara rinci guna dapat terjaminnya kualitas
pekerjaan secara keseluruhan. Hal ini di tampung pada dokumen pelaksanaan pekerjaan.
Untuk tim monitoring tersedia form pemeriksaan guna memastikan bahwa pengerjaan
sesuai rancangan. Bila dijumpai adanya penyimpangan maka hendaknya ada tindakan
koreksi dan telah tersedia pula form pembetulan yana mencegah kerugian atau kesalahan
atau penyimpangan lebih lanjut atas proses produk. Sementara itu diamati pula
kemungkinan dapat dilakukannya perubahan cara atau prosedur guna menghemat waktu
ataupun ibaya dll. Dengan cara demikian maka akan terjamin bahwa produk kerja akan
sesuai dengan produk yang diinginkan seperti tertulis dalam kontrak kerja serta dalam waktu
lebih singkat dan lebih murah.

4.1 Contoh Sistem Monitoring
1. Monitoring pelaksanaan perkuliahan
2. Monitoring pelaksanaan praktikum
Sebagai contoh, dalam bidang pendidikan untuk pelaksanaan praktikum yang baik perlu di
pertanyakan hal-hal berikut:
q Apakah telah dilakukan responsi cara pelaksanaan praktikum sebelumnya.
q Apakah responsi diberikan oleh pengajar yang bersangkutan.
q Apakah ada test awal sebelum praktikum, mengenai materi praktikum.
q Apakah tiap anggota dalam grup praktikum tersebut aktif.
q Apakah ada tugas seselai praktikum.
q Siapa pengawas dan asisten praktikum (dosen yunior, mahasiswa senior, karyawan).

Selain merangsang bagi perbaikan praktikum pertanyaan-pertanyaan tersebut juga
merupakan sarana monitoring yang baik.
5. PENUTUP
Dari pembicaraan diatas maka dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan mutu,
performansi kerja lembaga dalam hal ini lembaga perguruan tinggi akan dapat ditingkatkan.
Sebagai tindakan awal, lembaga tersebut harus terlebih dahulu menetapkan misi tujuannya
dan disusul oleh sub-sub kegiatan yang ada di bawahnya. Selain itu perlu juga terlebih
dahulu dibinakan penghayatan akan sistem penerapan mutu, apa guna, mafaat, serta
bagaimana tingkat urgensinya pada tahap-tahap akhir menghadapi era globalisasi.
KEPUSTAKAAN
1. Laporan-laporan EEDP Quality Assurance No. 1.2 1998
2. F.Tjiptono & A. Diana Total Quality Management, Penerbit Andi Offset Yogyakarta 1995
3. International Standard ISO 90000,1994
4. ABET 2000, Engineering of Evaluation Process, 1997 – 1998 Pilot Visits