Penyusunan sistem akuntansi perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
Cepat, artinya sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.
Aman, yang berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan harta milik perusahaan. Untuk itu maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan internal.
Murah, yang berarti bahwa biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan melakukan analisa perbandingan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu informasi.
Ketiga faktor di atas harus dipertimbangkan secara bersamaan pada waktu organisasi ingin menyusun sistem akuntansi, tidak hanya salah satu faktor saja yang dipertimbangkan dengan mengabaikan faktor-faktor yang lain.
Penyusunan sistem akuntansi terdiri dari tahapan-tahapan umum sebagai berikut:
1. Kajian awal atas kondisi dan status sistem akuntansi yang sudah berlaku;
2. Penyusunan garis besar desain sistem akuntansi organisasi (terdiri dari: pemetaan prosedur dan penetapan kebijakan umum);
3. Penyusunan desain rinci sistem akuntansi organisasi (mencakup: kebijakan masing-masing prosedur, alur prosedur dalam flow chart dan narasi, format formulir dan laporan);
4. Pembahasan dan finalisasi desain rinci sistem akuntansi organisasi;
5. Sosialisasi dan internalisasi sistem akuntansi organisasi.